Liputan6.com, Purwokerto - Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi di jalur rel rawan longsor, banjir, maupun ambles pada musim hujan.
"Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG, musim hujan kali ini diprakirakan lebih basah atau lebih banyak hujan karena adanya fenomena La Nina. Oleh karena itu, kami meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan adanya bencana hidrometerologi di jalur rel yang dapat mengganggu perjalanan kereta api," kata Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Supriyanto saat dihubungi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin.
Baca Juga
Advertisement
Dia menjelaskan hal itu dilakukan karena kondisi sebagian jalur rel kereta api di wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto di daerah berbukit serta banyak terdapat sungai sehingga rawan terjadi longsor maupun banjir.
Ia mengatakan berdasarkan data, titik rawan banjir tersebut berada di petak jalur Stasiun Linggapura-Stasiun Bumiayu, Stasiun Bumiayu-Stasiun Kretek, serta sungai-sungai di sepanjang jalur rel kereta api.
Sementara titik rawan longsor di antaranya berada di petak jalur Stasiun Kawunganten-Stasiun Jeruklegi, Stasiun Jeruklegi-Stasiun Lebeng, Stasiun Prupuk-Stasiun Songgom, Stasiun Slawi-Stasiun Prupuk, Stasiun Prupuk-Stasiun Linggapura, dan Stasiun Linggapura-Stasiun Bumiayu.
"Selain itu terdapat pula jalur rawan amblesan karena kondisi tanahnya labil, yakni di petak jalur Stasiun Banjar-Stasiun Langen, Jawa Barat. Stasiun Langen, Kabupaten Ciamis, merupakan wilayah kerja PT KAI Daop 5 Purwokerto," katanya, dikutip Antara.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Penyiapan AMUS
PT KAI Daop 5 Purwokerto terus memantau daerah-daerah rawan bencana tersebut secara rutin dengan mengintensifkan petugas pemeriksa jalur rel kereta api serta menempatkan petugas pemantau.
Pihaknya juga telah membersihkan saluran air, tebing, dan memantau aliran-aliran sungai yang dilewati jalur rel kereta api guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya longsor dan banjir.
"Kami juga tetap menyiapkan alat material untuk siaga (AMUS) yang berisi, antara lain berupa batu balas, bantalan rel, pasir, karung, besi H Beam untuk jembatan, alat penambat rel, dan alat siaga lainnya. AMUS beserta tim `flying gank` (unit reaksi cepat) ditempatkan di 20 lokasi yang telah ditentukan dan mudah terjangkau," katanya.
Sebelumnya, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo memprakirakan awal musim hujan di wilayah Cilacap bagian selatan berlangsung mulai dasarian (10 hari) pertama Oktober, sedangkan wilayah Cilacap bagian barat dan tengah serta Kabupaten Banyumas dan sekitarnya akan berlangsung pada dasarian (10 hari) kedua Oktober.
"Hanya saja yang perlu diwaspadai saat musim hujan kali ini adalah hujannya lebih banyak karena adanya La Nina," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat yang bermukim di wilayah rawan longsor maupun banjir perlu waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut.
Advertisement