Liputan6.com, Gunungkidul - Selain pandemi, kabar adanya potensi tsunami setinggi 20 meter di selatan Pulau Jawa turut menghantam industri pariwisata Kabupaten Gunungkidul. Sejak munculnya kabar itu, jumlah wisatawan yang datang ke pantai-pantai di Gunungkidul turun drastis.
Kepala Bidang Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata, Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Aris Sugiantoro mengeluhkan adanya isu tersebut. Pasalnya sejak isu akan terjadinya tsunami tersebut banyak wisatawan yang mengurungkan niat datang ke Gunungkidul terutama wilayah pantai.
"95 persen wisatawan kita memang ke pantai. Jadi kalau isu tentang pantai pasti pengaruhi wisatawan kita," ujarnya kepada Liputan6.com, Senin (5/10/2020).
Baca Juga
Advertisement
Aris mengaku telah terjadi penurunan jumlah wisatawan yang cukup drastis dalam dua pekan terakhir. Ia juga menerima laporan dari para pengelola biro perjalanan yang menyebutkan, banyak rombongan wisatawan memilih menunda atau membatalkan kunjungan mereka ke pantai.
Pihaknya mencatat perbandingan data dari Dinas Pariwisata Gunungkidul, jumlah pengunjung pada Jumat, Sabtu, Minggu, akhir September lalu dengan pekan awal Oktober ini mengalami penurunan hampir seribu pengunjung.
"Minggu terakhir Bulan September, terdapat 14.095 wisataqan masuk ke kawasan Pantai Selatan. Namun demikian pada pekan pertama Bulan Oktober menurun, menjadi 13.373 wisatawan. Isu tsunami yang tidak dapat terbendung di sosial media memang sangat berpengaruh pada jumlah kunjungan wisata," jelas Aris.
Jumlah pemasukannya pun juga mengalami penurunan, dari pekan terakhir September Rp175 juta, pekan ini menjadi Rp115 juta.
"Kami selalu berusaha maksimal untuk menggait wisatawan masuk ke Bumi Handayani dengan penerapan Adaptasi Kebiasan Baru, tapi ada kabar mengenai tsunami 20 meter ini ternyata pengaruhnya cukup signifikan," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Asti Wijayanti mengatakan, target PAD dari sektor pariwisata tahun ini menjadi Rp13,9 miliar. Dari jumlah tersebut, pihaknya sudah mengumpulkan Rp9,8 miliar.
"Kami optimis PAD saat pandemi ini dapat terpenuhi, meskipun kemarin ada isu tsunami namun kami rasa cuti akhir tahun pengganti libur lebaran akan menggenjot pendapatan," papar Asti.
Sejauh ini, Asti memastikan kondisi wisata di Bumi Handayani bebas dari Covid-19. Penerapan protokol kesehatan yang ketat, dan sterilisasi setiap Senin membuat lokasi wisata aman dari ancaman virus.
"Kami juga terus berkoordinasi lintas sektoral dengan aparat penegak hukum dan Tim SAR untuk selalu menegur wisatawan yang tidak mengenakan masker," katanya menambahkan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.