Dampak Covid-19, Harga Ikan Kerapu di Kepri Anjlok Jadi Rp 50 Ribu per Kg

Adanya pandemi covid-19 ternyata juga berdampak ke sektor perikanan. Harga ikan Kerapu anjlok tajam.

oleh Tira Santia diperbarui 06 Okt 2020, 13:10 WIB
Ikan Kerapu di taman alam Port-Cros telah mengalami penurunan yang drastis, Prancis, Senin (1/5). Ikan Kerapu kini menjadi langka akibat perburuan dan pencemaran. (AFP Photo/ Boris HORVAT)

Liputan6.com, Jakarta - Sektor perikanan merupakan salah satu komoditi prioritas dalam pengembangan koperasi dan UMKM. Alasannya, Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi nelayan dan pembudidaya ikan terbesar di dunia yang melibatkan banyak pelaku usaha mikro.

Namun, adanya pandemi covid-19 ternyata juga berdampak ke sektor perikanan. Salah satu contoh nyata adalah menurunnya daya beli masyarakat terhadap produk ikan. Hal ini terjadi di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau Arif Fadillah mengatakan, dampak Covid-19 pada usaha perikanan budidaya ikan laut di Provinsi Kepri menyebabkan harga turun signifikan.

“Contohnya saja ikan Kerapu sebelum Covid-19 harganya Rp 120 ribu per kg, setelah covid-19 menjadi Rp 50-70 per kg,” kata Arif dalam Webinar "Solusi Pembiayaan dan Pemasaran Produk Perikanan di Tengah Pandemi", Selasa (6/10/2020).

Di sisi pemasaran, masih ada aktivitas ekspor ke Singapura, Malaysia dan Hong Kong ikan Kerapu hidup sebelum pandemi. Namun setelah pandemi, pemasaran hanya terserap pada pasar lokal dan tidak optimal.

“Karena rendahnya permintaan dari penampung lokal akibat dari berbagai sektor pariwisata di Bintan dan Batam dan Karimun tidak berjalan. Kami juga mendapat laporan dari walikota bahwa para nelayan menangkap ikan termasuk ikan Kerapu tapi tidak tahu mau menjual ke mana,” ujarnya.

Sebab pasar lokal restoran dan hotel di Batam, Bintan, Karimun dan Tanjungpinang yang dulu sangat eksis karena merupakan dunia wisata sangat tinggi, kini kosong karena pembatasan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Pembudidaya Ikan

Pedagang mengecek ikan di Pelelangan ikan Muara Baru, Jakarta, Sabtu (6/7/2019). Angka ini mengalami kenaikan 24% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp32 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk siklus usaha pembudidaya ikan, yang berkelanjutan sekarang masih menunggu keadaan normal, dan menunggu pertimbangan perputaran modal usaha.

Lanjut Arif mengatakan dampak covid-19 terhadap pengolahan hasil perikanan di Kepulauan Riau olahan hasil perikanan bisa mencapai 1.224.294,89 ton tahun 2019, dan setelah covid-19 menjadi 685.605,14 ton pada kuartal II 2020.

“Penurunannya luar biasa. Namun nilai produksi sebelum covid-19 rata-rata Rp 60 ribu per kilogram sekarang produksi masih sama, cuman ekspor ke Malaysia dan Singapura tidak ada ekspor lagi,” pungkasnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya