Laba BRI Syariah Naik 158,46 Persen pada Agustus 2020

Potensi pertumbuhan industri keuangan syariah terlihat dari masih kecilnya market share perbankan syariah dibanding bank-bank konvensional.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Okt 2020, 14:10 WIB
Suasana transaksi perbankan Syariah di BRI Syariah.

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan industri keuangan dan pasar modal syariah di Indonesia tetap positif di tengah tekanan pandemi Covid-19. Hingga awal Oktober 2020, nilai transaksi saham-saham syariah di pasar modal Indonesia mencapai Rp 3.953 miliar. Setara 64,31 persen dari nilai total transaksi yakni Rp 6.146 miliar.

Salah satu yang juga menunjukkan kinerja terjaga adalah PT Bank BRI Syariah Tbk. Hingga Agustus 2020, BRI Syariah berhasil mencatat kenaikan perolehan laba bersih sebesar 158,46 persen secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp 168 miliar. Pertumbuhan tersebut ditopang naiknya pendapatan dari penyaluran dana BRI Syariah sebesar 19,75 persen yoy menjadi Rp 1,94 triliun.

Menurut Direktur Operasional BRI Syariah Fahmi Subandi, pertumbuhan industri keuangan dan pasar modal syariah di Indonesia kedepannya bisa lebih masif lagi. Keyakinan ini muncul karena Indonesia memiliki modal besar yakni jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

“Kita memiliki ruang tumbuh besar untuk menggarap sektor-sektor yang sekarang masih dipegang bank konvensional. Apalagi saat ini pemerintah juga semakin menunjukkan dukungannya terhadap industri keuangan syariah dengan menerbitkan beberapa regulasi baru, dan menguatkan peran Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang berubah menjadi Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS),” ujar Fahmi dikutip dalam keterangan resmi, Selasa (6/10/2020).

Tercatat, potensi pertumbuhan industri keuangan syariah terlihat dari masih kecilnya market share perbankan syariah dibanding bank-bank konvensional yakni sebesar 6,18 persen per semester I/2020. Angka ini menunjukkan bahwa pasar industri perbankan syariah baru melayani 6 persen dari seluruh nasabah perbankan di Indonesia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sepanjang Tahun Ini, 10.350 Nasabah dapat Pembiayaan KPR BRI Syariah

Suasana transaksi perbankan Syariah di BRI Syariah, Jakarta, Kamis (9/2). Sampai akhir 2016 pertumbuhan perbankan syariah mencapai 19,67 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, sektor perumahan diyakini dapat mendongkrak pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari permintaan pembiayaan perumahan yang masih meningkat di tengah pandemi.

BRI syariah mencatat pertumbuhan permintaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) reguler dan bersubsidi hingga mencapai 10.350 sampai September 2020.

 

"Sepanjang bulan Januari hingga September 2020 nasabah pembiayaan perumahan kami tumbuh sekitar 10.350 (nasabah) atau sekitar 1150 nasabah per bulan," ujar Direktur Bisnis Ritel BRI Syariah Fidri Arnaldy, Kamis (1/10/2020).

Fidri meyakini kebutuhan akan pembiayaan perumauan menanjak di tengah pandemi. Ini terlihat dari jumlah rata-rata nasabah KPR sebelum pandemi, yang saat itu hanya mencapai 900 nasabah per bulan.

Untuk mempermudah nasabah mengajukan pembiayaan perumahan, BRI Syariah disebutnya telah memperkenalkan aplikasi Salam Digital. Itu merupakan portal pembiayaan yang mempermudah nasabah dalam mengajukan pembiayaan tanpa harus datang ke kantor cabang.

"Melihat permintaan KPR yang masih tinggi, kami ingin mempermudah nasabah membeli rumah lewat aplikasi Salam Digital," tutur Fidri.

Dalam pengembangan platform ini, ia menambahkan, BRI Syariah telah terkoneksi dengan sistem data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) hingga verifikasi Sistem Layanan Informasi Keuangan/SLIK terintegrasi.

"Teknologi menuntut kita untuk go borderless, paperless, everywhere and anytime. Kita harus mengadopsi teknologi. Salam Digital merupakan bukti BRI Syariah bertransformasi," tukas Fidri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya