Jatim Bebas Zona Merah COVID-19, Khofifah Minta Warga Tetap Patuh Protokol Kesehatan

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat tetap patuh protokol kesehatan hingga berhenti penyebaran COVID-19.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Okt 2020, 20:54 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan Jawa Timur sudah bebas zona merah COVID-19.

Hal itu disampaikan Khofifah lewat akun instagram resminya @khofifah.ip. "Alhamdullilah. Sore ini update Gugus Tugas COVID-19 Nasional mencatat bawah provinsi Jawa Timur sudah bebas zona merah. Seiring testingdan tracing yang tetap ditingkatkan. Terima kasih kerja keras semua pihak dan seluruh masyarakat Jawa Timur," tulis Khofifah, Selasa (6/10/2020).

Ia meminta masyarakat tetap patuh protokol kesehatan hingga berhenti penyebaran COVID-19. “Mohon tetap patuh terhadap protokol kesehatan sampai berhenti penyebarannya,” kata dia.

Zona oranye di Jawa Timur tersisa 28 kabupaten dan kota antara lain Banyuwangi, Nganjuk, Bondowoso, Jombang, Tuban, Sidoarjo, Magetan, Ngawi, Sumenep, Lamongan, Bojonegoro, Kota Surabaya, Probolinggo, Lumajang, Blitar, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo, Situbondo, dan Kediri.

Selanjutnya Mojokerto, Kota Batu, Kota Malang, Pasuruan, Ponorogo, Gresik, Jember, Kota Mojokerto, Kota Madiun.

Sedangkan zona kuning COVID-19 antara lain Pamekasan, Pacitan, Kota Blitar, Bangkalan, Kota Kediri, Madiun, Tulungagung, Trenggalek, Malang dan Sampang.

Anggota Satgas Tugas Rumpun Kuratif COVID-19 Jatim, dr Makhyan Jibril Al Farabi menuturkan, penilaian zonasi prinsipnya dilakukan secara independen oleh Satgas COVID-19 berdasarkan 15 indikator epidemiologis.

Komponen-komponen itu antara lain kenaikan kasus, kenaikan kematian, positivity rate, rate of transmission, kecukupan bed dalam pelayanan.

"Alhamdullilah Jawa Timur menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan dalam 15 indikator tersebut sehingga tidak ada lagi zona merah,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menuturkan, hal itu juga didukung dari penegakan protokol kesehatan yang lebih masif di Jawa Timur yang tidak hanya memberikan hukuman tetap juga reward.

“Di samping itu juga diikuti dengan upaya 3T terus naik sehingga penyebaran COVID-19 menurun dan kasus aktif di Jawa Timur merupakan terendah dibandingkan provinsi besar lainnya di Jawa,” kata dia.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Positivity Rate Jadi 10 Persen

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Mengutip keterangan tertulis, Khofifah juga menyampaikan sejumlah langkah untuk menekan penyebaran COVID-19.

“Prinsipnya, kami selalu mempertimbangkan masukan dari pakar epidemiologi dalam penganan COVID-19 di Jawa Timur. Kali ini, kita mendapatkan data bahwa penggunaan masker yang masif dan serentak, terbukti mampu menurunkan kurva penambahan kasus COVID-19 di berbagai negara. Di samping itu, apabila 60 persen saja populasi mau pakai masker, rate of transmission atau tingkat penularan bisa turun di bawah 1. Oleh karena itu, kita adopsi gagasan yang telah scientifically proven di Jawa Timur," ujar dia.

Dalam satu bulan terakhir, penanganan COVID-19 di Jawa Timur difokuskan kepada perubahan perilaku dengan kampanye penggunaan masker yang massif oleh para tokoh diikuti dengan operasi yustisi yang tidak hanya memberikan hukuman, tetapi juga memberikan reward kepada masyarakat yang patuh protokol kesehatan.

"Saya setiap weekend bersama tim dari Forkopimda, Pangdam, Kapolda, Kejaksaan Tinggi, Bupati, Walikota dan para survivor COVID-19 bergantian untuk keliling Kabupaten dan Kota di Jawa Timur terjun langsung kepada masyarakat dengan cara gowes untuk menyampaikan ajakan "Pakai Masker" sambil membagikan masker gratis dan sembako untuk mengapresiasi kepatuhan mereka kepada protokol kesehatan,” kata dia.

Selain itu, dengan ada 1.275.928 masyarakat Jatim yang telah ditindak oleh operasi yustisi, kepatuhan masyarakat akan protokol kesehatan tentunya semakin meningkat.  Hal ini yang diduga juga berpengaruh pada penurunan tingkat penularan atau rate of transmission Jatim sehingga saat ini RT Jatim bisa di bawah angka 1 selama 14 hari.

Tak hanya peningkatan cakupan penggunaan masker, percepatan 3T yang lebih masif juga sebagai kunci utama guna mengendalikan laju penyebaran Covid-19.

Secara kumulatif, testing di Jawa Timur per 6 Oktober 2020 telah dilakukan kepada 1.346.878 orang, dengan rincian rapid test sebanyak 976.711 test dan PCR sebanyak 370.107 test.

"Saat ini, positivity rate Jatim saat ini telah turun dari 31 persen pada Juli menjadi 10 persen per minggu ini yang artinya testing terus konsisten meningkat sementara semakin sedikit kasus positif COVID-19 yang ditemukan di masyarakat. Ini merupakan pertanda bahwa intervensi kita on the right track,” kata Khofifah.


Ruang Isolasi

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Khofifah juga mengungkapkan, Pemprov Jatim bersama 127 RS Rujukan telah mempersiapkan bed yang cukup untuk isolasi dengan rincian 6.611 bed isolasi biasa dan 860 bed isolasi tekanan negatif/ICU yang saat ini jumlahnya tertinggi di banding provinsi lain di Indonesia.

"Penurunan kasus COVID-19 di Jawa Timur juga dapat dilihat di BOR Rumah Sakit di Jawa Timur yang konsisten menurun, dua minggu sebelumnya, BOR RS Rujukan COVID-19 di Jawa Timur adalah 49 persen, laporan terkahir dari Kemenkes RI menunjukkan bahwa BOR Jawa Timur saat ini adalah 38 persen, padahal standar WHO kapasitas bed dikatakan aman bila di bawah 60 persen. Artinya memang benar, tren kasus cenderung menurun," ujar Khofifah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya