4 Indikator yang Menandakan Individu Sehat Mental

Ini 4 indikator yang menandakan seseorang sehat mental.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 10 Okt 2020, 15:00 WIB
Kesehatan mental anak muda. (Foto: Shahariar Lenin from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Sehat mental secara sederhana adalah ketentraman dan ketenangan batin yang dimiliki individu dalam menjalani kehidupan. Perlu berbagai upaya untuk mendapatkannya, karena sehat mental tidak datang secara tiba-tiba.

Menurut Naftalia Kusumawardhani psikolog klinis Rumah Sakit Mitra Keluarga Waru, Surabaya, ada beberapa indikator yang menandakan seorang individu telah memiliki mental yang sehat.

4 dari beberapa indikator tersebut yaitu rasa aman memadai atau dalam kadar yang wajar serta bebas dari rasa takut, mampu menilai diri secara wajar dan objektif, spontanitas dan perasaan memadai terhadap orang lain, dan memiliki kontak yang akurat dengan realita.

“Pertama, rasa aman yang memadai bukan berarti tidak memiliki rasa takut sama sekali. Namun, aman dengan dirinya, kapasitasnya, keberadaannya, dan aman di lingkungannya. Jika seseorang tidak merasa aman karena takut mendapat kekerasan dan takut tidak mendapat dukungan, itu indikator yang pertama berarti tidak terpenuhi,” kata Naftalia dalam webinar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).

Simak Video Berikut Ini:


Menilai Diri

Menilai diri secara wajar dan objektif adalah indikator kedua yang cukup penting, kata Naftalia.

“Kalau saya mampu menilai diri saya secara wajar dan objektif maka asumsinya adalah perilaku saya juga sesuai dengan lingkungan dan saya bisa menyesuaikan diri. Kalau tidak mampu mungkin ada penilaian diri yang terlalu tinggi.”

Ia mencontohkan, indikator kedua ini tidak terpenuhi jika seseorang merasa dirinya lebih penting dan lebih mampu dari orang lain padahal tidak demikian. Hal ini masuk ke dalam gangguan narsistik, katanya.

Sebaliknya, menganggap diri tidak mampu dan lebih buruk daripada orang lain juga merupakan salah satu tanda belum terpenuhinya indikator kedua.


Spontanitas dan Perasaan Memadai Terhadap Orang Lain

Indikator ketiga adalah spontanitas dan perasaan memadai terhadap orang lain.

“Spontan itu bukan ngawur ya, tapi bisa bereaksi secara wajar. Misalnya membantu orang tua yang mau menyeberang jalan sesegera mungkin, tidak berpikir terlalu lama dan tidak takut gagal.”

Orang yang tidak sehat mental adalah orang yang ketika akan melakukan sesuatu ia memikirkan berbagai hal negatif yang mungkin terjadi padanya jika melakukan sesuatu tersebut. Pada akhirnya, ia lebih memilih untuk diam dan cari aman.


Kontak dengan Realita

Indikator keempat adalah kontak dengan realita efisien dan akurat. Indikator keempat ini sering kali menjadi patokan utama untuk praktisi kesehatan mental.

“Kalau seseorang tidak bisa kontak dengan realita secara efisien kita langsung mencurigai bahwa dia gangguan jiwa. Contohnya penderita psikosis, mereka tidak bisa kontak dengan realita secara efisien.”

Salah satu tanda orang tidak mampu kontak dengan realita secara efisien adalah orientasi waktu, tempat, dan orang (WTO). Ketika ditanya seputar WTO, orang dengan gangguan kesehatan mental akan bingung dan berpikir dalam waktu yang cukup lama.

“Misal orang tersebut dibawa ke puskesmas, ketika ditanya, jawabannya akan cenderung aneh, dia bisa aja jawabnya tempat itu bandara padahal puskesmas. Kita harus curiga kalau ada tanda-tanda seperti itu.”


Infografis Depresi

Infografis Caleg Gagal ke Parlemen Berujung Depresi. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya