Liputan6.com, Jakarta - Kasus kumulatif COVID-19 di seluruh dunia mencapai 35,6 juta. Amerika Serikat masih mencatat kasus terbanyak hingga 7,4 juta.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, Rabu (7/10/2020), negara yang kasusnya melewati satu juta adalah Amerika Serikat, India (6,6 juta), Brasil (4,9 juta), dan Rusia (1,2 juta).
Baca Juga
Advertisement
Empat negara itu juga menempati urutan teratas pasien sembuh dari COVID-19, secara berturut-turut, India (5,6 juta), Brasil (4,3 juta), Amerika Serikat (2,9 juta), dan Rusia (984 ribu).
Tiga negara dengan kasus kematian tertinggi adalah Amerika Serikat (210 ribu), Brasil (146 ribu), India (103 ribu). Kasus kematian di Rusia relatif lebih rendah, yaitu 21 ribu kasus.
Kasus COVID-19 di Prancis terpantau meningkat dan kini sudah mencapai 674 ribu kasus dengan total kematian 32 ribu orang.
Arab Saudi mencatat 337 ribu kasus. Kini, negara itu sudah kembali melaksanakan umrah dengan protokol kesehatan dan pembatasan.
Sementara, kasus COVID-19 di China terpantau stabil debgan 90 ribu kasus. Pariwisata di China diketahui sudah kembali bangkit dengan ratusan juta orang berwisata pada libur Hari Nasional.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Vaksin COVID-19 Bakal Tersedia Akhir 2020
Vaksin untuk melawan COVID-19 mungkin sudah siap pada akhir tahun, kata kepala Organisasi Kesehatan Dunia pada Selasa 6 Oktober 2020.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan solidaritas dan komitmen politik dari semua pemimpin untuk memastikan pemerataan vaksin ketika tersedia. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Rabu (7/10/2020).
"Kami membutuhkan vaksin dan ada harapan akhir tahun ini kami dapat memiliki vaksin. Masih ada harapan," kata Tedros dalam sambutan terakhirnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sembilan vaksin eksperimental sedang dalam proses pembangunan fasilitas vaksin global COVAX WHO yang bertujuan untuk mendistribusikan 2 miliar dosis pada akhir tahun 2021.
Pertemuan dewan selama dua hari, yang membahas tanggapan global terhadap pandemi, mendengar seruan dari negara-negara termasuk Jerman, Inggris dan Australia untuk reformasi guna memperkuat badan PBB tersebut.
Advertisement