Mahasiswa Seni Buang 31 Ton Wortel di Jalanan London demi Tesis

Wortel yang digunakan merupakan bagian dari pameran seni mahasiswa di Goldsmiths College di London.

oleh Putu Elmira diperbarui 11 Okt 2020, 03:04 WIB
ilustrasi wortel/Photo by Jonathan Pielmayer on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Bentuk kreativitas seniman tak jarang menghasilkan sederet karya yang membuat banyak pihak berdecak kagum. Namun tidak dengan yang dihadirkan oleh seorang mahasiswa seni, di mana justru membuat proyek tesisnya menuai banjir kritik.

Dilansir dari laman Travel and Leisure, Rabu, 7 Oktober 2020, seniman bernama Rafael Perez Evans meluncurkan pameran masters of fine art (MFA), bertajuk Grounding. Proyek ini termasuk membuang sekitar 240 ribu wortel di luar Goldsmiths College London, tempatnya menempuh studi.

Karya dengan puluhan ton wortel ini, bagi sang seniman adalah bentuk penghormatan pada masa mudanya dan keluarganya, yang merupakan petani di Spanyol. Menurut penjelasan di situs webnya, ia terlibat dalam metode protes, yang disebut Dumping.

Seorang mahasiswa seni membuang 31 ton wortel di jalanan London untuk proyek tesisnya. (dok. Instagram @rafaelperezevans/https://www.instagram.com/p/CFufEKjACAA/?hl=en

Evan mengungkapkan, karya ini adalah tindakan membuang sayuran di jalan yang menjadi penghalang fisik sebagai langkah untuk memprotes penurunan harga produk. Ia pun berbagi kisah di balik proyeknya.

"Pada suatu kesempatan ketika saya masih sangat muda, saya ingat orang-orang sangat marah dan kesal karena harga lemon telah didevaluasi sedemikian ekstrem sehingga petani kehilangan uang untuk menjual persediaan mereka," kata Evans pada Artnet.

Mahasiswa seni ini menambahkan, masalah tersebut membuat banyak petani protes dan membuang berton-ton lemon yang membuat layaknya lautan warna kuning. "Hal ini, saya kira adalah saat pertama di mana saya menyadari kekuatan bagaimana devaluasi pemerintah dan perdagangan internasional memengaruhi petani," jelasnya.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kritik dari Teman Kampus

Akun yang dibuat di Instagram yang memprotes karya membuang puluhan ton wortel. (dok. Instagram @goldsmithscarrots/https://www.instagram.com/p/CFxsYfflHeN/)

HypeBeast melaporkan, tak lama usai Evans merilis karyanya, teman-teman di Goldsmiths membuat akun Instagram bernama @goldsmithcarrots. Akun ini untuk memprotes karya seni yang disebut sangat boros.

Mahasiswa juga melanjutkan, Lewisham adalah salah satu wilayah termiskin di London dan pembuangan wortel secara massal di Goldsmiths ini sangat tidak sensitif. Evans mencoba untuk membungkam kritik.

Evans menyebut semua wortel adalah produk yang "tidak diinginkan" oleh industri makanan. Usai pameran, wortel akan dikumpulkan dan dikirim untuk diberi makan hewan.

Menurut Hypebeast, mahasiswa di belakang akun @goldsmithscarrots telah mengumpulkan wortel dan menggunakannya untuk membuat hidangan, seperti kue wortel vegan dan sup wortel. Alih-alih menyimpan makanan yang dipanggang, grup ini menjual kue di dekat proyek Evans dan menyumbangkan hasilnya ke bank makanan lokal.

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya