Liputan6.com, Palu - Angka pernikahan anak di Sulawesi Tengah disebut tergolong tinggi se-Indonesia. Faktor ekonomi disebut jadi salah satu sebabnya.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tengah, Maria Ernawati, mengatakan upaya menekan angka kasus pernikahan anak di bawah umur yang tinggi dan mengkhawatirkan di Sulteng terus dilakukan.
Kata dia berdasarkan data skala nasional, angka pernikahan anak di Sulteng berada di peringkat 5 se-Indonesia di bawah Provinsi Sulawesi Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat.
Baca Juga
Advertisement
“Jumlahnya sekitar 58 persen dari jumlah perkawinan yang ada, dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya,” kata Kepala BKKBN Sulawesi Tengah, Maria Ernawati, Senin (5/10/2020) lalu.
Erna menyebut di Sulawesi Tengah tingkat pernikahan dini yang tinggi ada di Kabupaten Buol peringkat pertama, Parimo, dan Kabupaten Banggai. Sedangkan jumlah kasus terendah ada di Kota Palu. Faktor ekonomi, pemahaman yang kurang, pergaulan bebas, dan budaya kata dia masih jadi penyebab dominan.
Situasi tersebut kata Erna terbilang mengkhawatirkan karena bisa berdampak serius pada kondisi perempuan terutama kesehatannya karena fisik yang belum kuat.
"Risiko melahirkan usia dini bisa mengakibatkan pendarahan yang dapat menimbulkan kematian bagi ibu dan anak, serta terjadinya stunting atau kekurangan gizi kronis pada awal masa pertumbuhan anak,” dia menjelaskan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.