Liputan6.com, Jakarta Project Manager Tani Mandiri Nusa Tenggara Barat (Taman Nusatera) Mohamad Yusuf Mansur mengapresiasi pernyataan Presiden Joko Widodo terkait percepatan pembentukan korporasi pertanian dan nelayan di Indonesia.
Itu karena sejalan dengan program pemberdayaan ribuan petani yang diinisiasi Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN) dan telah dilauching putra Wapres RI Ma'ruf Amin, Gus Syauqi Ma'ruf Amin pada 1 Oktober 2020 di Bima Nusa Tenggara Barat lalu.
Advertisement
Yusuf mengungkapkan, program Taman Nusatera bertujuan memberdayakan petani. Terutama petani jagung. Dan program tersebut mendapat dukungan dari sejumlah stake holder. Di antaranya, dukungan dari Danrem Wira Bhakti serta PJS Kabupaten Bima dan Kepala Dinas Pertanian Propinsi Nusa Tenggara Barat.
"Acara launching Taman Nusatera berjalan lancar. Kami mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang turut mendukung terutama Pak Danrem," tandas Yusuf.
Lebih lanjut Yusuf mengatakan, akan mendampingi petani binaan KMSN dengan seluruh pihak terkait baik BUMN maupun pihak swasta dalam hal ini BNI 46, Jasindo, PKT dan BISI International yang telah berkomitmen mendampingi petani mulai saat tanam hingga panen.
Menurut Yusuf, KMSN akan membebaskan lahan 2 hektare untuk membangun teknologi pendukung guna bersama petani binaan mengelola hasil panen sehingga menghasilkan kualitas hasil panen yang mampu bersaing di pasar nasional maupun pasar global.
"Mengingat permintaan komoditi jagung di pasar International sangat besar dan peluang bisnisnya sangat menjanjikan. Maka dengan ini semua kesejahteraan para petani lebih terjamin dan terangkat serta petani diharap lebih bersemangat lagi dalam bercocok tanam untuk memenuhi ketahanan pangan nasional," tutur Yusuf.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Edukasi Petani
Kehadiran KMSN, kata Yusuf, bukan hanya kepada hasil panen para petani tapi juga akan mengedukasi petani bagaimana pentingnya menjaga dan melastarikan hutan sebagai penyanggah utama pertanian, dalam hal ini kebutuhan pengairan untuk lahan pertanian juga mencegah bahaya longsor dan banjir yang di akibatkan oleh pembalakan liar karena pembukaan lahan-lahan baru untuk pertanian.
Langkah selanjutnya yang akan di tempuh oleh KMSN akan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara Barat untuk mencari titik sungai bawah tanah guna membangun infrastruktur pendukung pengairan. Dengan harapan, petani dalam bercocok tanam tidak hanya pada musim hujan saja dan tidak hanya fokus kepada satu komoditi tertetu.
Hal ini semua tidak akan terwujud apabila hanya di lakukan oleh KMSN tentu butuh dukungan oleh semua pihak khususnya Kementeri Pertanian, BUMN, TNI, Polri serta pemerintah pusat dan tentunya Pemda.
Advertisement