Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19, Gedung Diklat ASN Banyuwangi Diberi Fasilitas Layaknya Hotel

Puluhan pasien positif Covid-19 sudah mulai dikarantina di gedung diklat yang berada di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi

oleh Reza diperbarui 07 Okt 2020, 18:40 WIB
Puluhan pasien positif Covid-19 sudah mulai dikarantina di gedung diklat yang berada di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi

Liputan6.com, Jakarta Meminimalisir transmisi lokal Covid-19, para pasien konfirmasi Covid-19 tanpa gejala di Banyuwangi mulai dilakukan karantina secara terpusat. Mereka menjalani masa isolasi mandiri di Gedung Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Sipil Negara (ASN).

Puluhan pasien positif Covid-19 sudah mulai dikarantina di gedung diklat yang berada di Desa Tamansari, Kecamatan Licin. Agar tak bosan, pasien yang tergolong orang tanpa gejala (OTG) ini mendapatkan fasilitas agar nyaman selama menjalani masa isolasi mandiri. 

Juru Bicara penanganan COVID-19 Banyuwangi, dr. Widji Lestariono mengatakan saat ini pasien konfirmasi covid 19 terus bertambah setiap harinya. Hal ini menjadi perhatian dari satgas penanganan Covid-19.

"Satgas lalu memutuskan untuk memfasilitasi para pasien OTG covid untuk melakukan isolasi mandiri secara terpusat. Harapannya, dengan isolasi terpisah dari lingkungannya, mereka yang sudah terinfeksi virus corona tidak akan menularkan ke sekitarnya," kata Rio, panggilan akrab Widji Lestariono, Rabu (7/10/2020).

Dalam menjalani masa isolasi, para pasien OTG harus dalam keadaan fresh, baik kondisi tubuhnya maupun pikirannya. Oleh sebab itulah, ada sejumlah fasilitas yang disiapkan oleh Satgas untuk memanjakan pasien OTG. Mulai dari kamar yang bersih, fasilitas olahraga, Wi-FI, dan lain sebagainya.

“Subuh kita bangunkan untuk salat bersama. Kemudian jam 6 pagi sarapan, dilanjutkan senam di halaman mulai jam 7 sampai setengah 8 agar mereka terkena sinar matahari. Saat sore hari, kita siapkan kegiatan olahraga, mulai dari bola plastik dan juga tenis meja,” kata Rio.  

Saat pasien beraktivitas inilah, kamar isolasi dibersihkan dan disemprot disinfektan oleh petugas. Sehingga saat mereka kembali ke kamar untuk menjalani isolasi, ruangan sudah dalam kondisi steril. Pelayanan ini dilakukan untuk tidak memberatkan pasien. 

“Usai senam pagi, pasien kembali ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri. Di dalam kamar sudah kita sediakan televisi, Wi-fi, dispenser dan kompor untuk membuat teh, kopi, maupun mie,” imbuhnya. 

Sejauh ini ada 17 pasien OTG yang tengah menjalani isolasi di Gedung Diklat PNS.  

Tak hanya itu, Satgas Covid-19 juga berencana mengundang pemusik jalanan untuk memberi hiburan kepada pasien dua kali dalam seminggu. 

“Rencananya, juga untuk menggelar pengajian setiap malam jumat. Ini masih kita kaji. Intinya kita ingin pasien selama menjalani isolasi dalam kondisi bahagia,” tuturnya. 

Rio menambahkan, dalam setiap aktivitas yang dilakukan pasien OTG diberlakukan protokol kesehatan ketat, termasuk seluruh petugas yang berjaga di sana. Hal ini bertujuan agar mereka tidak menjadi sumber penularan baru COVID-19. 

Selain itu, mereka tidak diperkenankan meninggalkan lokasi karantina sebelum dinyatakan sembuh. Masyarakat luar juga dilarang keras untuk memasuki lokasi karantina. 

“Gedung Diklat dijaga ketat oleh petugas gabungan dari TNI-Polri, BPBD, dan tenaga kesehatan. Pasien tidak boleh keluar dari lokasi karantina, dan sebaliknya masyarakat dilarang masuk ke dalam,” tegasnya.

Dengan penjagaan dan pemberlakuan protokol kesehatan ketat, masyarakat sekitar diimbau agar tidak khawatir tertular COVID-19 dari pasien OTG yang menjalani karantina di Gedung Diklat PNS. 

“Penularan Covid-19 ini kan melalui droplet saat orang berbicara atau bersin. Jarak percikan tersebut satu sampai 1,5 meter. Selama masyarakat tidak masuk ke area karantina, pasti tidak akan tertular,” tutup Rio yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi ini.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya