Liputan6.com, Jakarta Kekayaan miliarder di dunia mencapai rekor baru tertinggi justru di tengah pandemi Covid-19. Kondisi yang terjadi dipicu kenaikan saham teknologi yang mendongkrak kekayaan para elit miliarder global.
Menurut laporan dari bank Swiss UBS dan PwC, menyebutkan jika pada akhir Juli tahun ini, kekayaan miliarder meningkat menjadi USD 10,2 triliun.
Advertisement
Angka ini naik dari puncak sebelumnya yang terjadi pada 2017 senilai USD 8,9 triliun. Demikian pula bila dibandingkan 2017, jumlah total miliarder telah meningkat 31 menjadi 2.189.
Namun, beberapa miliarder tercatat menjadi cepat kaya daripada yang lainnya. “Pandemi Covid-19 ini telah mempercepat perbedaan kekayaan yang tumbuh antara inovator dalam teknologi, perawatan kesehatan dan industri, dan pengusaha di berbagai bidang seperti hiburan, layanan keuangan dan real estat,” kata laporan tersebut, melansir dari CNN, Kamis (8/10/2020).
Hal tersebut menjadi kontras dengan apa yang terjadi pada dekade terakhir. "Ketika pertumbuhan yang stabil dan harga asset yang tinggi mengangkat kekayaan miliarder di semua sektor,” menurut laporan tersebut.
Saat ini, miliarder yang ‘berada pada sisi yang salah’ dari tren teknologi dan sosial menjadi relatif kurang kaya.
Pada akhir dekade terjadi polarisasi antara ‘miliarder inovator’ dan yang lainnya di mana jumlah miliarder meningkat dua kali lipat dan total kekayaan hampir tiga kali lipat.
“Dalam dua tahun terakhir mereka yang menggunakan teknologi untuk mengubah model bisnis, produk dan layanan mereka telah maju. Krisis Covid-19 hanya menonjolkan perbedaan ini,” ujar laporan tersebut.
Selama tahun 2018, 2019 dan 7 bulan pertama 2020, total kekayaan miliarder teknologi meningkat 43 persen menjadi USD 1,8 triliun.
Miliarder kesehatan menikmati lonjakan peningkatan 50 persen menjadi USD 659 miliar. Pada periode yang sama secara keseluruhan miliarder mengalami peningkatan sebesar 19 persen dibandingkan dengan miliarder yang bergerak di bidang jasa keuangan, hiburan, materi dan real estat yang mencatat peningkatan sebesar kurang dari 10 persen.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Miliarder China Meningkat Pesat
Secara geografis, selama 10 tahun terakhir, China telah mengalami peningkatan kekayaan miliarder, naik 9 kali lipat dibandingkan penggandaan di Amerika Serikat.
Pergeseran Tiongkok menuju ekonomi digital telah membuat orang-orang seperti pendiri Alibaba dan Tencent menjadi sangat kaya, karena taipan manufaktur dan konstruksi tertinggal.
Laporan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa pandemi hanya akan memperdalam ketimpangan ekonomi, termasuk di bidang pendapatan, pendidikan dan perawatan kesehatan.
Menurut sebuah laporan dari Institute for Policy Studies, sebuah lembaga pemikir, menemukan bahwa selama dua dekade terakhir pertumbuhan kekayaan miliarder AS telah 200 kali lebih besar daripada pertumbuhan kekayaan median.
“Ada 643 orang terkaya di Amerika, termasuk pengusaha seperti Amazon, meraup USD 845 miliar dalam aset gabungan antara Maret dan September yang menumbuhkan kekayaan mereka hampir sepertiga,” kata laporan tersebut.
Selain itu ada juga yang khawatir bahwa jumlah orang termiskin di dunia akan membengkak tahun ini. Badan penelitian Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan bahwa untuk pertama kalinya sejak 1990, pada tahun ini kemiskinan global dapat meningkat.
Menurut laporan UBS, miliarder memberikan lebih banyak kekayaan daripada sebelumnya. Sekitar 209 miliarder secara terbuka menjanjikan USD 7,2 miliar antara Maret dan Juni termasuk dalam sumbangan keuangan dan barang manufaktur.
“Ini hari-hari awalm tetapi para miliarder mungkin berada pada titik balik menggunakan energi dan kekayaan baru untuk mengatasi masalh lingkungan dan sosial yang disoroti oleh pandemi,” kata laporan tersebut.
Reporter: Tasya Stevany
Advertisement