Demo Tolak Omnibus Law di Bekasi Ricuh 7 Oktober Lalu, 5 Mahasiswa Terluka

Demo mahasiswa menolak Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja pada Rabu 7 Oktober 2020, berakhir ricuh.

oleh Bam Sinulingga diperbarui 08 Okt 2020, 12:15 WIB
Massa dari berbagai serikat buruh menggelar aksi menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di kawasan JIEP, Jakarta, Selasa (6/10/2020). Ratusan buruh berpawai sambil berorasi mengajak pekerja turun ke jalan menolak UU Omnibus Lawa Cipta Kerja yang dinilai merugikan buruh. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Demo mahasiswa menolak Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja pada Rabu 7 Oktober 2020, berakhir ricuh. Ratusan mahasiswa terlibat bentrok dengan aparat di kawasan industri Jababeka, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Lima mahasiswa dikonfirmasi mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit. Dua di antaranya dikabarkan mengalami luka parah di bagian kepala dan mata.

"Dua luka parah, N di kepala mungkin kena pukulan. NS kemungkinan kena gas air mata," kata koordinator aksi sekaligus Ketua BEM FEBIS Universitas Pelita Bangsa, Suhendar, Kamis (8/10/2020).

Dari informasi yang dihimpun Liputan6.com, bentrokan bermula saat mahasiswa melakukan long march dari Jalan Inspeksi Kalimalang menuju kawasan Jababeka II saat demo menolak Omnibus Law RUU Cipta Kerja. Mahasiswa bergerak ke pabrik-pabrik sambil berorasi menolak RUU Cipta Kerja yang disahkan DPR.

Saat hendak menuju kawasan Jababeka I, mahasiswa diadang Sabhara Polres Metro Bekasi yang bersiaga di lokasi. Sempat terjadi aksi saling dorong, namun berhasil diredam usai Kapolres Metro Bekasi dengan dialog.

Selanjutnya, mahasiswa diperbolehkan memasuki kawasan dengan syarat tidak memakan seluruh badan jalan untuk kendaraan yang melintas.

Saat masuk lebih dalam ke kawasan, mahasiswa lagi-lagi diadang barikade Brimob. Demo pun kian memanas karena mahasiswa merasa sudah mendapat persetujuan untuk mengitari kawasan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Saling Dorong

Karena terus diadang, bentrokan pun pecah antara pasukan Brimob dan mahasiswa. Aksi saling dorong dan pukul berlangsung di lokasi. Mahasiswa melempari batu kepada aparat yang menggunakan tameng.

Selang beberapa lama, polisi berhasil membuat mahasiswa mundur dan menarik diri, hingga situasi bisa terkendali.

Kapolsek Cikarang Selatan, AKP Sukadi mengatakan sebelumnya telah melarang mahasiswa melakukan aksi demo karena situasi pandemi. Namun karena mahasiswa tetap memaksa demo, polisi pun melakukan pengawalan.

"Tapi saat mau masuk kawasan Jababeka, terjadi gesekan itu," ujar Sukadi.

Saat ini kawasan Jababeka masih dijaga ketat ratusan personil gabungan TNI Polri untuk mencegah terjadinya aksi demo susulan. Seluruh jalan ditutup barikade dan hanya bisa dilewati pengendara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya