Perajin Yuyud Wahyudi (39) menyelesaikan pembuatan frame kacamata dari limbah kayu bekas di Pondok Benda, Pamulang, Tangsel, Kamis (8/10/2019). Sebelum pandemi, Yuyud menerima banyak pesanan seperti dari Italia, Norwegia, Prancis dan Jerman, namun kini turun hingga 75 persen. (merdeka.com/Dwi Narwok
Perajin Yuyud Wahyudi (39) menyelesaikan pembuatan frame kacamata dari limbah kayu bekas di Urat Kayu, Pondok Benda, Pamulang, Tangsel, Kamis (8/10/2019). Kacamata kayu hasil buatannya tersebut dijual dengan harga Rp 300 ribu hingga Rp 1,2 juta per buah. (merdeka.com/Dwi Narwoko)
Perajin Yuyud Wahyudi (39) menyelesaikan pembuatan frame kacamata dari limbah kayu bekas di Pondok Benda, Pamulang, Tangsel, Kamis (8/10/2019). Sebelum pandemi, Yuyud menerima banyak pesanan seperti dari Italia, Norwegia, Prancis dan Jerman, namun kini turun hingga 75 persen. (merdeka.com/Dwi Narwok
Perajin Yuyud Wahyudi (39) menyelesaikan pembuatan frame kacamata dari limbah kayu bekas di Urat Kayu, Pondok Benda, Pamulang, Tangsel, Kamis (8/10/2019). Kacamata kayu hasil buatannya tersebut dijual dengan harga Rp 300 ribu hingga Rp 1,2 juta per buah. (merdeka.com/Dwi Narwoko)
Perajin Yuyud Wahyudi (39) menyelesaikan pembuatan frame kacamata dari limbah kayu bekas di Pondok Benda, Pamulang, Tangsel, Kamis (8/10/2019). Sebelum pandemi, Yuyud menerima banyak pesanan seperti dari Italia, Norwegia, Prancis dan Jerman, namun kini turun hingga 75 persen. (merdeka.com/Dwi Narwok
Perajin Yuyud Wahyudi (39) menyelesaikan pembuatan frame kacamata dari limbah kayu bekas di Urat Kayu, Pondok Benda, Pamulang, Tangsel, Kamis (8/10/2019). Kacamata kayu hasil buatannya tersebut dijual dengan harga Rp 300 ribu hingga Rp 1,2 juta per buah. (merdeka.com/Dwi Narwoko)
Perajin Yuyud Wahyudi (39) menyelesaikan pembuatan frame kacamata dari limbah kayu bekas di Pondok Benda, Pamulang, Tangsel, Kamis (8/10/2019). Sebelum pandemi, Yuyud menerima banyak pesanan seperti dari Italia, Norwegia, Prancis dan Jerman, namun kini turun hingga 75 persen. (merdeka.com/Dwi Narwok