Liputan6.com, Jakarta Ilmuwan Komputer dari Facebook Moira Burke menyampaikan berbagai elemen bahaya dan elemen pencegahan yang perlu ada dan tidak boleh ada dalam berita bunuh diri.
Menurutnya, pemberitaan mengenai tindakan bunuh diri yang dilakukan seseorang dapat meningkatkan risiko bunuh diri pada orang lain. Ia mengambil contoh kasus aktor Robin William yang mengakhiri hidupnya sendiri kemudian memicu peningkatan angka bunuh diri di Amerika Serikat (AS).
Advertisement
Dalam waktu 5 bulan angka bunuh diri naik sebesar 10 persen dan angka kematian di AS bertambah sebanyak 1.841. Sedang, 32 persen orang dari kenaikan angka tersebut diketahui melakukan bunuh diri menggunakan metode yang sama.
“Secara umum, orang yang rentan melakukan tindakan bunuh diri, terutama anak remaja, mudah terpengaruh dengan pemberitaan bunuh diri. Pemberitaan bunuh diri yang tepat bisa mengurangi risiko penambahan angka bunuh diri,” ujar Moira dalam webinar Facebook, Kamis (8/10/2020).
Ia menambahkan, kehati-hatian dalam memberitakan kasus bunuh diri bisa mengubah persepsi masyarakat, mematahkan mitos yang beredar, dan menjelaskan kompleksitas isu tersebut kepada publik.
Simak Video Berikut Ini:
Elemen Berbahaya pada Berita Bunuh Diri
Beberapa elemen yang seharusnya tidak ada dalam berita bunuh diri karena berbahaya yakni:
- Menggambarkan metode dan lokasi bunuh diri.
- Membagikan isi surat bunuh diri seseorang.
- Menceritakan informasi pribadi tentang orang yang sudah meninggal.
- Membuat pemberitaan yang sensasional.
- Menyederhanakan alasan bunuh diri seseorang.
- Memberikan kesan bahwa bunuh diri itu adalah sesuatu yang bisa dibenarkan.
Advertisement
Elemen Pencegahan
Selain elemen yang perlu dihindari, ada pula elemen yang bisa dimasukan dalam berita sebagai upaya pencegahan. Elemen-elemen tersebut adalah:
- Menyertakan informasi mengenai layanan hotline bunuh diri.
- Menampilkan pilihan penanganan.
- Menjelaskan bagaimana orang bisa membantu.
- Menyertakan kisah seseorang yang berhasil mengatasi pikiran bunuh diri.
Dari 1.000 berita yang diteliti, Moira dan tim menemukan bahwa kebanyakan artikel berita bunuh diri menyertakan elemen berbahaya dan jarang menyertakan elemen pencegahan.
Elemen berbahaya yang terkandung dalam berita yang paling banyak (60 persen) adalah penyebutan nama pelaku bunuh diri. Peringkat kedua adalah kata “bunuh diri” yang digunakan di headline sebanyak 59 persen.
KONTAK BANTUAN
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.
Infografis Bunuh Diri
Advertisement