Liputan6.com, Jakarta Belakangan lebih sering diberitakan soal pacaran dengan Billy Syahputra, kini Amanda Manopo menunjukkan produktivitasnya di dunia seni peran. Amanda Manopo tampil di dua film pendek horor.
Amanda Manopo berakting di film Dayu Datu dan The Reflection karya Rizal Mantovani. Dua film ini bagian dari proyek Malapataka rilisan MD Pictures yang tayang di WeTV dan iFlix.
Baca Juga
Advertisement
Amanda Manopo tak beraksi sendirian. Ada tujuh film pendek horor lain yang diperkuat bintang papan atas yakni Bryan Domani (Room Number 4 dan 10 PM), Tissa Biani (Unknown Caller dan The Box), Massayu Anastasia (I Wish), Syifa Hadju (Mirror Mirror on the Wall dan Invitation).
Cara Mereka Dalami Karakter
Dalam sesi wawancara khusus dengan Showbiz Liputan6.com via telepon, Rizal Mantovani mengaku tak heran jika Massayu Anastasia tampil gemilang. Tingginya jam terbang membuat performanya selalu memikat.
Pujian juga diberitakan Rizal Mantovani untuk generasi Amanda Manopo, Tissa Biani, dan Syifa Hadju. “Cara mereka mendalami karakter untuk film pendek horor, saya angkat jempol,” cetus Rizal Mantovani.
Advertisement
Syuting Horor Melelahkan
“Begini, syuting horor itu melelahkan. Jadwal syuting lebih sering malam. Emosi naik turun. Harus bisa mengirim sensasi tegang, takut, sedih, gaib. Itu tidak mudah tapi mereka bisa,” sutradara Jelangkung dan Kuntilanak menyambung.
Makin susah karena syuting adegan tidak urut alias melompat-lompat. Keluwesan para pemain dipertaruhkan. “Makanya saya angkat topi buat para pemain muda dengan energi sebesar ini,” imbuh Rizal Mantovani.
Dua Peran Bryan
Yang juga mendapat pujian yakni Bryan Domani. “Dia memerankan dua karakter berbeda yakni karyawan kantoran dan anak kuliah. Di luar dugaan ia bisa mengeksekusi dua tokoh ini dengan meyakinkan,” Rizal Mantovani mengulas.
Jika sambutan terhadap salah satu atau dua film pendek ini hangat, bukan tidak mungkin akan dibuat versi panjangnya lalu ditayangkan di layar lebar saat wabah Corona Covid-19 berhasil ditangani.
Advertisement
Opening, Klimaks, Ending
Rizal Mantovani mengingatkan syuting film pendek bukan berarti lebih gampang ketimbang memproduksi karya berdurasi 90 menitan. Menurutnya, membandingkan film pendek dan panjang tidak apple to apple.
“Saya tidak bilang syuting film pendek lebih mudah. Nyatanya selama syuting kami memikirkan detail opening, klimaks, dan ending dengan lokasi yang sangat proper. Kami syuting di restoran, rumah indekos, kantor, dan lain-lain menyesuaikan tema yang beragam,” pungkasnya.