Liputan6.com, Jakarta Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin menyatakan, ada sejumlah fasilitas di Stasiun MRT yang rusak akibat amukan massa saat demo tolak RUU Cipta Kerja di ibu kota berujung anarkistis pada Kamis 8 Oktober 2020.
Dia mengatakan, kerusakan yang dialami yakni kaca pecah pada pintu entrance Stasiun MRT Bundaran HI dan MRT Setiabudi Astra. Pecahan kaca tersebut berhamburan ke sejumlah tangga penumpang.
Advertisement
"Seluruh pekerja tidak terluka, sebanyak 67 personel kontraktor yang berada di Monas sudah dievakuasi dari Monas dengan selamat," kata Kamaluddin dalam keterangan tertulis Jumat (9/10/2020).
Selain itu, kata dia, dampak yang dialami yakni beberapa peralatan konstruksi MRT Fase 2 terbakar, yaitu dua perangkat mini excavator milik kontraktor CP201 dan pagar proyek yang dirusak.
Lebih lanjut, Kamaluddin menyatakan bahwa kereta MRT kembali beroperasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan pada Jumat (9/10/2020).
Dia juga menyatakan kereta MRT akan tetap melayani 13 stasiun yang ada. Yakni mulai Stasiun Lebak Bulus hingga Bundaran HI.
"Mulai Jumat 9 Oktober 2020 layanan operasional MRT Jakarta akan kembali melayani seluruh stasiun dari Stasiun MRT Lebak Bulus Grab sampai dengan Stasiun MRT Bundaran HI," ucapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Operasional Sempat Terdampak Demo
Selain itu waktu operasional MRT juga tidak mengalami perubahan yakni mulai pukul 05.00-19.00 WIB. Kamaluddin juga mengimbau agar masyarakat tetap patuh melaksanakan protokol kesehatan.
"Dengan jarak antar kereta (headway) 10 menit dan seluruh stasiun beroperasi kembali," jelas dia.
Sebelumnya, MRT Jakarta hanya melayani penumpang dari Stasiun Lebak Bulus-Blok M akibat adanya kericuhan demontrasi di kawasan Bundaran HI pada Kamis 8 Oktober 2020.
Advertisement