Liputan6.com, Jakarta - Bayi Shaka, bocah yang tertidur selama satu tahun dan sempat menjadi viral pada Juli 2020, meninggal dunia.
Melalui akun TikTok @shaka_17, bayi Shaka diketahui pergi untuk selama-lamanya pada Kamis, 8 Oktober 2020.
Advertisement
Dari video singkat yang diunggah akun tersebut, diketahui juga kalau bocah laki-laki menggemaskan itu sempat menjalani perawatan di rumah sakit dan melakukan operasi sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
"Selamat jalan, surga menantimu nak," tulis akun TikTok @shaka_17 dikutip Health Liputan6.com pada Jumat, 9 Oktober 2020.
Bayi Shaka meninggal dunia di usia 18 bulan.
Simak Video Berikut Ini
Bayi Shaka Viral pada Juli 2020 karena Tidur Selama 1 Tahun
Cerita bayi Shaka yang tertidur pulas selama satu tahun viral sekitar tiga bulan yang lalu, tepatnya di bulan ke-7 tahun 2020.
Adalah akun @kegblgnunfaedah yang membagikan kisah tersebut di Twitter.
Di salah satu unggahan yang menjadi utas akun tersebut, ada sebuah video yang memerlihatkan Shaka terus tidur. Matanya selalu tertutup, enggan untuk terbuka.
Menurut yang tertulis di utas itu, Shaka sudah tertidur sejak usianya baru delapan bulan. Kini, balita menggemaskan itu sudah berumur 18 bulan.
Disebutkan juga, meski Shaka terus tertidur dan tak dapat beraktivitas seperti anak-anak normal yang lain, bocah tersebut masih bisa makan dan minum.
Konon, sang ibu pernah membawa Shaka ke Ningsih Tinampi, tapi saya Ningsih tak dapat bertemu Shaka.
"Bocah ini juga sudah coba dirukiyah, namun belum ada hasilnya," tulis akun tersebut.
Warganet yang melihat video itu turun mendoakan agar Shaka lekas terbangun dari tidur panjangnya.
Advertisement
Kemungkinan Bayi Shaka Mengidap Sindrom Putri Tidur
Video Shaka, bocah laki-laki yang tidur selama satu tahun, sudah dilihat dokter tidur di Snoring and Sleep Disorder Clinic, Andreas Prasadja.
Menurut Andreas, kondisi seperti yang dialami Shaka disebut Kleine-Levine Syndrome atau Sindrom Putri Tidur.
"Ada beberapa kriteria diagnosisnya. Yang saya tidak tahu dari video ini, apakah (Shaka) sudah terdiagnosa atau belum," kata Andreas dikutip Health Liputan6.com dari video penjelasan yang diunggah di akun Instagram pribadinya pada Senin, 20 Juli 2020.
"Ya memang gejalanya adalah tidur, sudah setahun katanya. Apakah ada episode bangun atau tidak, saya tidak tahu," lanjutnya.
Kriteria dari Kleine-Levine Syndrome adalah anak bisa tidur selama dua, lima, bahkan sepuluh hari lalu bangun dan bisa beraktivitas seperti tidak terjadi apa-apa.
Episodenya, kata Andreas, bisa berulang setelah beberapa waktu. "Misalnya, tiga bulan, enam bulan, terjadi atau terserang lagi, tidur lagi selama dua minggu," ujarnya.