Ketua Satgas Sebut Pengumpulan Massa Berpotensi Penularan Covid-19

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyatakan keprihatinannya terkait pelaksanaan demo penolakan Omnibus Law Cipta Kerja di sejumlah wilayah di Indonesia.

oleh Ika Defianti diperbarui 09 Okt 2020, 19:58 WIB
Ketua Satgas COVID-19 Nasional Doni Monardo mengapresiasi upaya pengendalian COVID-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara saat rapat koordinasi di Kantor Gubernur Sulawesi Utara, Rabu (7/10/2020). (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyatakan keprihatinannya terkait pelaksanaan demo penolakan Undang-Undang Cipta Kerja di sejumlah wilayah di Indonesia. Dia beralasan pengumpulan massa saat pandemi seperti saat ini berisiko besar dalam penyebaran virus Corona atau Covid-19.

"Karena bisa saja di antara masyarakat yang berkumpul itu ada yang positif Covid-19 dan bisa jadi ketika nanti terjadi hubungan yang sangat dekat akibatnya yang lain bisa terpapar Covid-19," kata Doni dalam diskusi daring di YouTube BNPB, Jumat (9/10/2020).

Hal yang paling bahaya kata dia, yakni bila peserta unjuk rasa saat pulang ke rumah dan bertemu dengan anggota keluarga lainnya yang memiliki penyakit bawaan ataupun lansia. Sebab kelompok rentan memiliki risiko yang lebih besar bila terpapar Covid-19.

"Bisa juga mereka yang tidak pernah keluar rumah pun akan terpapar Covid-19. Risikonya sangat besar bagi keluarga yang punya komorbid atau mereka yang sudah lansia karena angka kematian bagi komorbid dan lansia sangat besar," ucap Doni.

Sebelumnya, jutaan buruh melakukan aksi mogok nasional dan memilih turun ke jalan menolak Omnibus Law Cipta Kerja. Begitu juga elemen masyarakat lainnya, seperti pelajar dan mahasiswa. Namun tak sedikit, aksi demonstrasi yang semula damai berujung anarkis.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Demo di Jakarta

Kondisi halte transjakarta Senen yang masih tahap penyelesaian, Jakarta, Jumat (9/10/2020). Unjuk rasa menentang disahkannya Omnibus Law UU Cipta Kerja berujung aksi anarkis merusak berbagai fasilitas umum pada Kamis malam (8/10). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Di ibu kota DKI Jakarta, kerusuhan karena demo menolak Omnibus Law Cipta Kerja terus meluas di beberapa tempat hingga Kamis malam 8 Oktober 2020. Bentrokan antara massa perusuh dengan aparat keamanan tak terhindarkan.

Sejumlah fasilitas umum tak luput dari amukan massa yang beringas. Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjadi salah satu sasaran amuk massa. Mereka melempari kaca gedung dengan batu dan benda keras lainnya. Mereka juga membakar sebagian bangunan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan secara total ada 25 halte Transjakarta yang mengalami kerusakan dampak dari kerusuhan demo tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya