Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDIP Adian Napitulu bertemu dengan sejumlah massa dan jurnalis yang diamankan ketika demo memprotes pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja. Adian bertandang ke Polda Metro Jaya, pada Jumat siang (9/10/2020).
Adian mengaku mendapatkan sejumlah aduan dan laporan, serta informasi terkait dengan penangkapan yang dilakukan kepolisian. Karena itu, kehadirannya untuk memastikan semua proses penahanan, penangkapan, sesuai dengan prosedur hukum.
Advertisement
"Saya juga harus pastikan bahwa semua yang kemudian diproses harus didampingi oleh kuasa hukumnya," kata dia di Polda Metro Jaya, Jumat (9/10/2020).
Anggota Komisi VII DPR ini mengecek secara langsung kondisi peserta demo. Adian bahkan minta mereka membuka masker untuk melihat wajah secara menyeluruh.
"Kita periksa wajahnya tidak ada bekas lebam. Saya minta buka bajunya. Saya mau pastikan saja gitu loh," ucap dia.
Selain itu, Adian juga sempat mengajak beberapa peserta demo yang ditangkap tersebut berdialog.
Berdasarkan keterangan mereka, Adian menilai, penanganan pendemo telah sesuai dengan prosedur.
"Tadi kita ngobrol dengan beberapa orang, sampai sejauh ini semuanya masih sesuai dengan prosedur. Tapi kemudian saya harus menkonfrontir ada tidak yang hak-haknya tidak terpenuhi. Tadi saya tanya satu persatu apakah di sini dipukuli, dianiaya, jawaban mereka tidak," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Demo berakhir ricuh
Sebelumnya, pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja mengundang reaksi dari buruh dan mahasiswa. Tak sedikit dari mereka turun ke jalan menyampaikan aspirasinya. Demo berujung ricuh di sejumlah tempat.
Salah satunya di DKI Jakarta. Polisi pun menangkap massa yang diduga bertindak anarkis.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mencatat hingga saat ini peserta unjuk rasa yang diamankan di sekitaran DKI Jakarta berjumlah 1.192 orang.
"Sampai dengan saat ini memang ada 1.192 yang telah kita amankan sebelum dilakukan demo ini memang kita melakukan razia," kata dia di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/10/2020).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, secara total ada 25 halte Transjakarta yang mengalami kerusakan dampak dari kerusuhan demo penolakan pengesahan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja.
Advertisement