Polisi Duga Penembakan TGPF di Papua Dilakukan Kelompok Sabinus Waker

Polisi membeberkan, kelompok yang menamai diri "kemabu" itu memiliki 17 pucuk senjata api dengan jumlah anggota sekitar 50 orang.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 10 Okt 2020, 04:40 WIB
Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw bertemu warga di Wamena, Kabupaten Jayawijaya. (Liputan6.com/Katharina Janur/Polda Papua)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menduga, penembakan terhadap rombongan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bentukan Kemenko Polhukam pada Jumat (9/10/2020) dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Sabinus Waker.

Kelompok yang sebelumnya beroperasi di kawasan Tembagapura itu diketahui sudah bergeser ke sekitar wilayah Kabupaten Intan Jaya, Papua sejak akhir 2019 lalu.

"Sabinus Waker sendiri merupakan adik dari Ayub Waker yang meninggal 2019 lalu," kata Waterpauw dikutip dari Antara, Jumat malam.

Dia membeberkan, kelompok yang memiliki 17 pucuk senjata api itu menamakan diri "kemabu" dengan anggota sekitar 50 orang.

Kendati begitu, Waterpauw belum berencana menambah pasukan untuk mengamankan proses investigasi yang dilakukan TGPF terkait kasus penembakan warga sipil di Intan Jaya.

"Kami maksimalkan personel yang ada, karena fasilitas dan sarana yang ada di wilayah itu terbatas," kata Kapolda Papua.

Dia mengatakan tim yang dipimpin Ketua TGPF Benny Mamoto itu ditembaki sekembalinya dari Hipadipa. Akibatnya dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) yang merupakan anggota TGPF, Bambang Purwoko dan anggota TNI AD terluka.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


TGPF Segera Evaluasi

Wakil Ketua TGPF Sugeng Purnomo secara terpisah mengakui, dengan adanya insiden penembakan tersebut maka akan dilakukan evaluasi. Namun saat ini yang paling diutamakan adalah penanganan terhadap korban.

Belum dipastikan langkah selanjutnya yang akan dilakukan tim karena keberadaannya di Intan Jaya untuk mengumpulkan bukti-bukti guna mengungkap kebenaran terkait berbagai kasus kekerasan dan penembakan yang terjadi di wilayah itu selama bulan September lalu.

"Penyerangan terhadap rombongan dilakukan sekitar pukul 15.43 WIT dari kiri-kanan jalan yang dilewati," kata Sugeng Purnomo yang pernah menjabat sebagai Kajati Papua.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya