Mengintip Suasana Pesantren yang 121 Santrinya Terpapar Covid-19 di Cilacap

Terbaru, pada Jumat, 9 Oktober 2020, Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap mengumumkan sebanyak 82 santri terkonfirmasi Covid-19

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 10 Okt 2020, 17:00 WIB
Suasana di pesantren di Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Ada yang berbeda di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Ingar bingar pessantren, berubah sepi.

Beberapa warung makan di sekitar pesantren tutup. Lalu lalang kendaraan normal, tetapi tanpa aktivitas santri di luar pondok.

Sementara, di dalam pesantren, aktivitas santri sangat berkurang. Mereka hanya beraktivitas di dalam bloknya sendiri, dan interaksi antarblok dibatasi.

Selama penanganan Covid-19, kegiatan santri, seperti mengaji ditiadakan. Tampak beberapa santri yang beraktivitas rutin. Mereka adalah santri yang belum menjalani swab, dan baru dijadwalkan pada pekan depan.

Pesantren ini memang ditutup atau dikarantina usai puluhan santrinya terkonfirmasi Covid-19, sesuai swab pada akhir September lalu. Terbaru, pada Jumat, 9 Oktober 2020, Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap mengumumkan sebanyak 82 santri terkonfirmasi Covid-19.

Itu artinya, sebanyak 121 santri positif Covid-19. Sebelumnya, pada swab pertama, terkonfirmasi sebanyak 26 santri dan swab tahap kedua sebanyak 13 santri.

Kabar baiknya, sebagian besar santri tak bergejala alias OTG. Mereka dikarantina di fasilitas yang disediakan oleh pesantren dan Satgas Penanganan Covid-19 Cilacap.

Adapun santri yang bergejala, hanya berjumlah belasan orang. Itu pun hanya gejala sedang dan ringan, seperti demam, batuk kecil, dan kehilangan indra penciuman.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Kondisi Santri

Suasana di pesantren di Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

“Dirawat di RSUD Majenang 11 orang, dan di RS Duta Mulya ada lima orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Cilacap, Pramesti Griana Dewi, Jumat.

Dia menjelaskan, santri yang masuk karantina tahap awal bisa selesai karantina penanganan Covid-19. Mereka bisa dinyatakan sembuh tanpa menjalani swab ulang.

Hal itu sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 413 Tahun 2020 revisi kelima terkait dengan pedoman penatalaksanaan pada penanggulangan kasus Covid-19 memastikan pasien positif tidak perlu menjalani tes swab ulang untuk evaluasi akhir status klinis pasien.

Tetapi, santri tersebut masih harus menjalani karantina untuk memastikan tak timbul gejala. Apalagi, jika lantas kembali berinteraksi dengan pasien Covid-19.

“Dengan catatan sudah tidak ada gejala dan ada rekomendasi dari dokter yang menangani,” ucapnya.

Terkait penanganan Covid-19 di pesantren tersebut, awal pekan depan, Dinkes Cilacap akan kembali melakukan swab massal santri lainnya. Total, Dinkes men-swab sebanyak 1.100 santri lebih.

Rencananya, swab massal itu dilakukan setelah mobile PCR Provinsi Jawa Tengah tiba di Cilacap. Dijadwalkan, lab mobile itu tiba di Cilacap pada Minggu (11/10/2020).

Pemerintah Kabupaten Cilacap juga sudah meresmikan Laboratorium Biomolekuler Polymerase Chain Reaction (PCR) di RSUD Cilacap, dengan kapasitas mencapai 180 spesimen per hari.

 


Respons Bupati

Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji mengumumkan dua pasien positif Covid-19 terkait dengan Lembang, Bandung. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Sementara ini, Lab PCR di RSUD Cilacap diperuntukan pemeriksaan swab massal, tracing suspek dan kontak erat kasus Covid-19. Lab ini belum menerima untuk pemeriksaan mandiri. Pemeriksaan spesimen akan lebih cepat serta hasilnya akan diketahui dalam waktu tiga jam.

“Peresmian gedung sudah dan seminggu dua minggu lagi sudah operasional. Sekarang masih latihan,” ujarnya.

Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan pondok pesantren yang santrinya terpapar Covid-19. Kesigapan pesantren dalam merespons wabah Covid-19 merupakan langkah tepat untuk memutus penyebaran Covid-19 di pesantren tersebut.

Bupati mencontohkan, pengelola pesantren segera memeriksakan santri yang saspek Covid-19 usai muncul indikasi Covid-19 di dalam pesantren. Kemudian, pesantren juga menyediakan lokasi karantina yang diperlukan untuk memisah santri terpapar Covid-19 dengan santri yang sehat.

“Kita melihat, sudah disediakan karantina,” ucapnya.

Tatto juga memuji keterbukaan pengasuh pesantren kepada Satgas Penanganan Covid-19 Cilacap untuk berkolaborasi menangani klaster pesantren. Keterbukaan ini membuat kerja sama penanganan akan lebih mudah dilakukan.

“Kasus yang pertama ini semoga menjadi pelajaran kita semua,” kata bupati, dikutip dari tayangan video yang dibagikan Humas Setda Cilacap.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya