Liputan6.com, New York - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memberikan US$ 486 juta atau sekitar Rp7,1 triliun kepada AstraZeneca Plc untuk mengembangkan dan mengamankan pasokan hingga 100 ribu dosis pengobatan antibodi COVID-19.
Perawatan tersebut mendapat sorotan setelah Presiden Donald Trump dirawat dengan obat COVID-19 Regeneron Pharmaceuticals saat menjalani perawatan di rumah sakit minggu lalu.
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS mengatakan bahwa perjanjian antara pemerintah Trump dengan Operation Warp Speed guna mengembangkan antibodi monoloknal yang dapat mencegah COVID-19.
Baca Juga
Advertisement
Terutama pada populasi berisiko tinggi seperti orang tua berumur di atas 80 tahun, seperti dikutip dari situs Channel News Asia pada Sabtu, 10 Oktober 2020.
Pada Jumat, 9 Oktober 2020 waktu setempat, salah seorang pejabat kesahatan AS mengatakan bahwa pemerintah berencana memberikan lebih dari 1 juta dosis perawatan antibodi untuk pasien COVID-19---mirip dengan yang diberikan kepada Donald Trump---secara gratis.
Simak Video Berikut Ini
Rencana AstraZeneca Pasok Hingga 100Ribu Dosis
AstraZeneca, mengatakan, pihaknya berencana memasok hingga 100ribu dosis mulai menjelang akhir 2020 dan pemerintah Amerika Serita bisa memeroleh hingga 1 juta dosis tambahan pada 2021 berdasarkan perjanjian terpisah.
Sementara itu, Regeneron dan Eli Lily telah mengajukan permohonan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (Food and Drug Administration/FDA) untuk otorisasi penggunaan dararuat perawatan antibodi COVID-19 milik mereka.
Dari keduanya, hanya Regeneron yang sudah mendatangani kesepakatan senilai US$450 juta atau setara Rp6,6 triliun pada Juli 2020 untuk menjual Operation Warp Speed dengan dosis yang cukup untuk pengobatan antibodi, REGN-CoV2, untuk merawat sekitar 300ribu orang.
Sedangkan Eli Lilly belum mendatangani kesepakatan dengan Operation Warp Speed.
Advertisement
AstraZeneca Akan Melakukan Evaluasi
AstraZeneca pun disebut berencana untuk mengevaluasi pengobatan, AZD7442, yang merupakan gabungan dari dua antibodi monoklonal, dalam dua penelitian.
Satu uji coba dengan melibatkan 5.000 orang peserta akan dilakukan guna mengevaluasi keamanan dan kemanjuran pengobatan eksperimental untuk mencegah infeksi hingga 12 bulan.
Untuk uji coba kedua, dengan melibatkan 1.100 peserta, akan mengevaluasi pengobatan pencegahan dan pencegahan pasca pajanan.
Infografis Donald Trump
Advertisement