Liputan6.com, Jakarta Apa kabar dengan kondisi dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) usai tertembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua? Kondisinya berangsur membaik dan tengah mendapatkan perawatan intensif di UPTD RSUD Sugapa.
Sebelumnya, penembakan dosen UGM ini terjadi saat rombongan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bentukan Kemenpolhukam hendak melakukan investigasi terkait kematian Pendeta Yeremia di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Jumat, 9 Oktober kemarin.
Advertisement
Saat itu iringan-iringan yang membawa rombongan diberondong peluru oleh kelompok separatis Papua.
Akibat peristiwa tersebut Dosen UGM Bambang Purwoko mengalami luka tembak di kaki dan lengan kiri. Sementara, anggota TNI AD, Sertu Faisal Akbar luka tembak di bagian pinggang.
Belakangan polisi tengah mengetahui siapa otak di balik penyerangan tersebut. Diduga kuat penembakan tersebut dilakukan KKB Papua pimpinan Sabinus Waker.
Lantas, apa tanggapan pihak UGM ada anggota akademisinya yang tertembak oleh KKB? Berikut sejumlah kabar terbaru dari kasus penembakan rombongan tim pencari fakta di Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua:
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dilakukan Kelompok Sabinus Waker
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menduga, penembakan terhadap rombongan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bentukan Kemenko Polhukam pada Jumat, 9 Oktober kemarin dilakukan KKB pimpinan Sabinus Waker.
Kelompok yang sebelumnya beroperasi di kawasan Tembagapura itu diketahui sudah bergeser ke sekitar wilayah Kabupaten Intan Jaya, Papua sejak akhir 2019 lalu.
"Sabinus Waker sendiri merupakan adik dari Ayub Waker yang meninggal 2019 lalu," kata Waterpauw dikutip dari Antara, Jumat malam.
Dia membeberkan, kelompok yang memiliki 17 pucuk senjata api itu menamakan diri "kemabu" dengan anggota sekitar 50 orang.
Kendati begitu, Waterpauw belum berencana menambah pasukan untuk mengamankan proses investigasi yang dilakukan TGPF terkait kasus penembakan warga sipil di Intan Jaya.
Advertisement
Kondisi Dosen UGM Membaik
Bambang Purwoko, Dosen UGM yang menjadi salah satu anggota TGPF Intan Jaya untuk menyelidiki kasus penembakan terhadap pendeta Yeremia oleh KKB Papua.
Usai penembakan tersebut, dia langsung dievakuasi ke UPTD RSUD Sugapa untuk mendapatkan perawatan intensif.
Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani, membenarkan kejadian tersebut. Ia mendapatkan informasi salah satu dosen UGM, Bambang Purwoko mendapatkan serangan dan menjadi korban penembakan di Papua.
"Perwakilan dari Fisipol UGM sudah berkomunikasi dengan beliau (Bambang Purwoko) dan kondisinya baik-baik saja," ujarnya.
Iva juga mengharapkan agar Bambang Purwoko, dosen UGM yang menjadi anggota TGPF bersama tim masih bisa mengemban tugas dengan baik.
Rektor UGM Minta Kepastian Perlindungan
Mengetahui ada anggota akademisinya yang tertembak, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Panut Mulyono meminta kepastian perlindungan terhadap TGPF bentukan Kemenko Polhukam yang tengah bertugas di Intan Jaya, Papua.
"Tim gabungan pencari fakta itu harus dilindungi agar beliau-beliau itu bisa bekerja lebih tenang dan tidak khawatir, tidak was-was," kata Panut saat, Jumat (9/10/2020).
Dengan jaminan perlindungan serta keamanan yang kuat, menurut Panut, diharapkan TGPF dapat menemukan fakta-fakta yang komprehensif terkait kasus penembakan terhadap warga sipil, termasuk pendeta di Intan Jaya, Papua.
"Sehingga nanti untuk pengambilan kesimpulan dan penentuan kebijakan juga dalam proses selanjutnya bisa lebih tepat sasaran," katanya dikutip dari Antara.
Namun demikian, kata Panut, apabila tidak ada jaminan perlindungan di lapangan, dikhawatirkan membuat kerja pencarian fakta tidak berlangsung optimal.
Advertisement
TGPF Akan Melakukan Evaluasi
Secara terpisah, Wakil Ketua TGPF Sugeng Purnomo mengatakan, dengan adanya insiden penembakan tersebut maka pihaknya akan melakukan.
Namun, saat ini yang paling diutamakan menurutnya adalah penanganan terhadap korban.
Purnomo juga belum bisa memastikan langkah selanjutnya yang akan dilakukan tim TGPF. Karena keberadaannya di Intan Jaya untuk mengumpulkan bukti-bukti guna mengungkap kebenaran terkait berbagai kasus kekerasan dan penembakan yang terjadi di wilayah itu selama bulan September lalu.
"Penyerangan terhadap rombongan dilakukan sekitar pukul 15.43 WIT dari kiri-kanan jalan yang dilewati," kata Sugeng Purnomo yang pernah menjabat sebagai Kajati Papua.
2 Korban Penembakan TGPF Dievakuasi ke Jakarta
Sementara itu, per hari ini, TNI melakukan evakuasi terhadap dua korban insiden penembakan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Oleh petugas keduanya langsung dibawa ke Jakarta.
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III (Kapen Kogabwilhan III) Kolonel Czi IGN Suriastawa menyampaikan, evakuasi tersebut dilakukan dalam dua tahap.
"Pertama menggunakan Heli TNI AU EC-725/HT-7206 dengan Pilot Mayor Pnb Adam Hardiman Ali, berangkat dari Sugapa, Kabupaten Intan Jaya menuju Timika. Selajutnya nantinya kedua korban akan diterbangkan menuju Jakarta via Makassar dengan menggunakan pesawat TNI AU Boeing 737/AI-7302, Pilot Mayor Pnb Handyka Prama.l," tutur Suriastawa dalam keterangannya, Sabtu (10/10/2020).
Menurut Suriastawa, kondisi keduanya semakin membaik pasca penanganan medis awal. Namun untuk korban atas nama Bambang Purwoko, peluru masih bersarang di pergelangan kaki kirinya lantaran peralatan medis yang kurang memadai.
"Sedangkan untuk Sertu Faisal Akbar yang mengalami luka tembak pada pinggang kiri depan tembus pinggang kiri belakang, kondisinya juga stabil dan sudah tidak terjadi pendarahan," jelasnya.
Sementara itu, rombongan TGPF lainnya masih berada di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Rencana tim akan kembali dari Distrik Sugapa ke Timika pada Senin tanggal 12 Oktober 2020 dan dilanjutkan ke Jakarta.
Advertisement