Kumpulan Hoaks Terkait Pandemi Virus Corona Covid-19 Pekan Ini

Sayangnya di tengah usaha menangani pandemi covid-19, hoaks soal penyakit ini masih merajarela. Mulai dari penyebab, cara pengobatan, teori konspirasi hingga yang terbaru soal vaksin.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 10 Okt 2020, 14:00 WIB
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi virus corona covid-19 masih terjadi di seluruh dunia. Hingga Sabtu (10/10/2020) pagi dilansir World O Meters jumlah kasus mencapai 37.104.771 dan menewaskan 1.072.680 orang.

Sayangnya di tengah usaha menangani pandemi covid-19, hoaks soal penyakit ini masih merajarela. Mulai dari penyebab, cara pengobatan, teori konspirasi hingga yang terbaru soal vaksin.

Seluruh negara sudah berusaha untuk mengurangi hoaks soal covid-19. Bahkan mereka menggandeng platform media sosial untuk menangani masalah ini.

Tetapi tetap saja hoaks covid-19 atau yang disebut WHO sebagai infodemi belum bisa hilang. Lalu apa saja hoaks terkait covid-19 pekan ini? Berikut rangkumannya:

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.


1. Cek Fakta: Tidak Benar Virus Corona Covid-19 Tak Membuat Orang Meninggal Dunia

Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Cek Fakta Liputan6.com menemukan tiga akun Facebook yang menyebut virus corona covid-19 tidak membunuh orang. Bahkan, mereka menyebut pemakaian masker tidak ada gunanya.

Tiga akun yang mengunggah virus corona covid-19 tidak membunuh orang adalah Enzo Gelito, Doral Crocker, dan Livia Macdonald.

Begini narasinya:

"Covid-19 is NOT killing people. Weak immune systems and bad doctors are. The tests are rigged. The death count is false. Masks are useless. Hand sanitizer is toxic. Vaccines are poison. The government and media are lying."

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi:

"Covid-19 tidak membunuh orang. Sistem kekebalan yang lemah dan dokter yang buruk. Tesnya dicurangi. Jumlah kematian salah. Masker tidak berguna. Pembersih tangan beracun. Vaksin adalah racun. Pemerintah dan media berbohong."

Lalu, benarkah virus corona covid-19 tidak membunuh orang seperti yang mereka percayai? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam artikel berikut ini...


2. Cek Fakta: Hoaks Juara Dunia ONE Championship Bagi-Bagi Uang untuk Orang Terdampak Covid-19

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah postingan yang mencatut nama petarung ONE Championship, Aung La Nsang. Disebutkan, dia bagi-bagi puluhan juta dolar Amerika Serikat (AS).

Seperti dikatakan oleh pemilik akun Facebook, San Sk menyebut bahwa Aung La Nsang, petarung ONE Championship yang dikenal dengan nama Burmese Python, membagi-bagian uang total 38 juta dolar Amerika Serikat (Rp 559 miliar) kepada warga Myanmar yang terdampak virus corona covid-19.

Begini narasinya:

"Pejuang MMA Aung La Nsang akan menyumbang 38 juta dolar AS untuk rakyat Myanmar yang terdampak covid-19. Grup Facebook kami akan menghubungi dan mentransfer uang ke semua orang. Silakan ikuti instruksi grup dan tarik uang sebesar 70 dolar AS per rumah tangga."

Lalu, benarkah petarung ONE Championship, Aung La Nsang membagikan uang puluhan juta dolar AS kepada warga Myanmar yang terdampak virus corona covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam artikel berikut ini...


3. Cek Fakta: Tidak Benar Covid-19 Hanya Ada di China

Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Beredar di media sosial meme soal pandemi virus corona covid-19. Meme itu ramai dibagikan sejak awal bulan ini.

Salah satu yang membagikan meme tersebut adalah akun Leyan Leyan. Dia mempostingnya di Facebook pada 4 Oktober 2020.

Dalam meme tersebut terdapat narasi sebagai berikut:

"Corona itu adanya di China bukan di sini. Di sini Cuma di ada adakan. Lagian Corona hanya penyakit biasa, bukan wabah di zaman Nabi. Jadi shouf di masjid-masjid wajib di rapatkan kembali, agar tdk mengundang murka Allah SWT."

Lalu benarkah meme yang menyebut virus corona covid-19 hanya ada di China dan hanya penyakit biasa? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam artikel berikut ini...


4. Cek Fakta: Hoaks Terapi Uap Panci Bisa Bikin Virus Corona Covid-19 Mati

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Media sosial Facebook masih dihebohkan dengan herbal yang bisa dipercaya menangkal virus corona covid-19. Kali ini, terapi uap panci dipercaya bisa bikin covid-19 mati.

Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah video di Facebook yang menyebut terapi uap panci bisa bikin virus corona covid-19 mati. Pengunggah video tersebut adalah Amitkumar Thakore.

Dia memberikan narasi untuk video unggahannya sebagai berikut:

"Steam stall... To fight with Corona....."

Bila diartkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi:

"Kedai uap... Untuk melawan corona."

Lalu, benarkah terapi uap dari panci bisa bikin virus corona covid-19 mati? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam artikel berikut ini...


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya