Liputan6.com, Jakarta - Letjen TNI Doni Monardo Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengaku prihatin dengan situasi demo yang terjadi di beberapa kota besar, termasuk DKI Jakarta, di tengah pandemi COVID-19.
“Ingat, mereka yang mengabaikan protokol kesehatan sehingga menimbulkan korban jiwa bukan hanya dimintai pertanggungjawaban di dunia, tetapi juga di akhirat,” kata Doni dilansir dari covid19.go.id pada Sabtu (10/10/2020).
Advertisement
Dalam bincang-bincang khusus “Media Bertanya, Doni Monardo Menjawab” di Media Center Satgas COVID-19 Graha BNPB Jakarta pada Jumat (9/10) sore Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menyebutkan data dari beberapa kepolisian daerah yang melakukan pemeriksaan rapid test terhadap pendemo ditemukan ada yang reaktif.
Selain itu, lanjut Doni, ada juga kepolisian daerah yang melakukan pemeriksaan dengan swab antigen dengan hasil positif COVID-19. Namun, ia tidak menyebutkan angka pasti pendemo yang terpapar virus.
"Ini harus disampaikan pada publik agar menghindari aktivitas berkerumun, hindari yang menyebabkan mengancam keselamatan diri sendiri, apalagi orang lain," papar Doni.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini:
Bahaya OTG
Doni juga menekankan bahwa orang yang berbahaya bukan lah pasien COVID-19 yang sudah sembuh melainkan orang positif yang belum melakukan pemeriksaan atau yang biasa disebut orang tanpa gejala (OTG).
Begitu tiba di rumah usai aktivitas di luar, termasuk demo, tanpa sengaja OTG ini dapat menulari keluarga terdekat, terutama orangtua yang memiliki penyakit penyerta (komorbid). Seperti diketahui kaum lansia dan komorbid sangat rentan tertular virus corona, tambahnya.
Ia berpesan agar seluruh komponen masyarakat dan keluarga bisa saling menguatkan dan mengajak orang lain disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Advertisement