Liputan6.com, Denpasar Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia, khususnys Bali tentu saja berdampak sektor bisnis dan usaha. Sebagai daerah tujuan wisata dunia, iklim bisnis dan usaha di Bali dipengaruhi oleh kondisi yang tengah terjadi di dunia. Kondisi-kondisi tersebut yang kemudian mempengaruhi laju pertumbuhan perekonomian masyarakat Bali di berbagai bidang bisnis dan usaha, termasuk di bidang pemasaran produk-produk UMKM dan startup business lokal.
Gubernur Bali dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun pada acara “Indonesia Marketeers Festival (IMF) 2020 dengan Tema 'The Growth Strategies for the Next Bali' yang berlangsung secara daring pada Sabtu (10/10/2020).
Menurut Koster, saat pandemi Covid-19 ini kita harus mengasah kreativitas untuk menciptakan peluang baru bagi bergeraknya sektor bisnis dan usaha.
Baca Juga
Advertisement
"Akibat dari pandemi Covid-19 ini, kita harus mempersiapkan diri untuk mencari inspirasi dan mencari insight yang sesuai dengan tata kelola Bali era baru. Tentu ini akan menjadi peluang sekaligus tantangan kita semua sebagai upaya pemulihan ekonomi Bali," katanya.
Untuk itu, setiap pengusaha harus mempertahankan tingkat kesehatan usahanya, memperkuat permodalan melalui peningkatan kinerja dan profesionalisme, meningkatkan kualitas pelayanan dan kepercayaan sesuai dengan tata kelola Bali era baru, termasuk meningkatkan kualitas pemasaran melalui sistem informasi digital yang terintergrasi.
Momentum Promosi Bali Era Baru
Menurutnya, digitalisasi menjadi tak terelakan di dalam situasi saat ini, bahkan dalam semua aspek kehidupan, terutama dunia ekonomi. Era industri 4.0 pun dikenal sebagai era ekonomi digital. Sehingga, merujuk perkembangan ekonomi digital saat ini, maka kita semua harus meningkatkan kemampuan diri melalui penguasaan teknologi informasi, di samping kita juga dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif, mengingat basis dari era ekonomi digital adalah dua hal tersebut.
"Di era persaingan bisnis yang begitu kuat dan ketat seperti yang terjadi sekarang ini menuntut semua pebisnis untuk lebih agresif dan berani dalam mengambil keputusan serta menerapkan strategi perusahaan, sehingga bisa menjadi lebih unggul dari pada pesaing. Kualitas pelayanan dan peningkatan teknologi merupakan salah satu faktor penting bagi keberhasilan sebuah perusahaan. Karena dewasa ini masalah kepuasan dan loyalitas pelanggan melalui kualitas pelayanan terbaik telah menjadi komitmen bagi perusahaan dalam menjalankan roda bisnisnya," tuturnya.
Kegiatan IMF 2020 diharapkan akan menjadi ajang bertemunya kalangan business, industry dan goverment. Momentum ini merupakan saat yang tepat untuk memunculkan potensi kreativitas youth women nitizen yang ada di Bali.
"IMF 2020 juga merupakan peluang bagi UMKM atau startup business lokal yang ada di Bali untuk mengomersialisasikan produknya agar dapat bersaing dengan produk nasional dan internasional. Demikan halnya dengan para pelaku pariwisata di Bali. Saya berharap dapat mengambil bagian dan mendapatkan manfaat tentang bagaimana memasarkan pariwisata yang bagus dan sesuai dengan tata kelola Bali era baru," ujarnya.
Baca Juga
Barbie Kumalasari Diminta Produser Erry Wibowo Buka Kantor Law Firm di Bali, Untuk Apa?
Pertemuan Pembelajaran Sebaya Tingkat Nasional 2024 Digelar di Bali, Jadi Wadah Munculkan Gagasan Baru
Top 3 Berita Hari Ini: Gaya Bicara dan Bahasa Inggris Verrell Bramasta di Rapat DPR Soal Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Jadi Sorotan
Advertisement