Kesalahan MU Dikhawatirkan Bisa Bikin Klub Mundur Lagi Dua Tahun

MU musim lalu finis ketiga berkat penampilan yang memukau dan memainkan gaya sepakbola yang menarik.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 11 Okt 2020, 16:00 WIB
Suasana di luar kandang Manchester United (MU), Old Trafford. (AFP/Oli Scarff)

Liputan6.com, Jakarta Manajer Manchester United (MU) Ole Gunnar Solskjaer sempat merasa frustrasi karena ketidakmampuan klub mendapatkan target teratas di bursa transfer. Situasi ini dikhawatirkan bisa merugikan mereka.

Meski pada akhirnya, Edinson Cavani dan Alex Telles tiba di MU untuk mendukung akuisisi Donny van de Beek sebelumnya. Mereka juga menyambut remaja Uruguay Facundo Pellistri di musim panas ini

Solskjaer memang sangat senang berhasil mendapatkan Cavani. Ia pun mengungkapkan alasannya merekrut Cavani karena menantikan gol-gol dari pemain berambut gondrong tersebut.

"Edinson adalah seorang profesional luar biasa yang berpengalaman yang selalu memberikan segalanya untuk timnya. Rekor mencetak golnya untuk klub dan negaranya sangat fantastis dan kami senang untuk merekrut pemain sekaliber dia," ujar Solskjaer.

Namun, ketika jendela transfer ditutup, fokus MU dengan cepat beralih ke proyek berikutnya. Karena bisanya, klub-klub selalu memikirkan ke depan ke area mana yang perlu diperkuat di jendela mendatang dan menyusun daftar target untuk opsi-opsi itu.

Simak Video Menarik Berikut Ini


Prioritas Solskjaer

Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer tampak sedih selama pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Manchester United dan Crystal Palace di stadion Old Trafford di Manchester, Inggris, Sabtu, 19 September 2020. (Richard Heathcote / Pool via AP)

Dalam kasus MU, area yang perlu diperkuat cukup jelas dan posisi mana yang seharusnya ditambahkan ke musim panas ini. Sayap kanan dan bek tengah tetap menjadi prioritas Solskjaer, sementara penyerang tengah masih berada di radar mengingat Edinson Cavani akan berusia 34 tahun pada Februari dan Odion Ighalo akan pergi sebulan sebelumnya.

Masalah bagi Solskjaer adalah musim panas ini dia tahu apa yang bisa dia tawarkan kepada calon pemain baru. Kegagalan jendela transfer yang mengecewakan meskipun United terlambat berbelanja mungkin membuat itu lebih sulit di 2021.


Daya Tarik

Selebrasi Bruno Fernandes usai mencetak gol penentu kemenangan MU atas Brighton (AP)

Daya tarik MU setinggi itu sudah sejak musim lalu. Setan Merah finis ketiga berkat penampilan yang memukau dan memainkan gaya sepakbola yang menarik. Mereka kembali ke Liga Champions dan tampaknya akan berkembang pesat.

Itu adalah target minimum jika mereka ingin terus membangun kembali skuat ini. Jika MU memiliki desain untuk merekrut pemain seperti Dayot Upamecano dan Jadon Sancho musim panas mendatang, maka berada di kompetisi utama Eropa adalah suatu keharusan.


Skuat Berbeda

Gelandang Manchester United (MU), Paul Pogba bersama rekan setim merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Brighton Albion dalam lanjutan Piala Liga di Stadion Falmer, Kamis (1/10/2020) dinihari WIB. MU menang 3-0 atas Brighton Albion. (Andy Rain/Pool via AP)

Perlu dipertimbangkan betapa berbedanya skuat Solskjaer jika dia mampu menandatangani target utamanya selama beberapa jendela terakhir. Dia pikir klub bisa merekrut Erling Haaland setelah bertemu dengan striker RB Salzburg pada Januari, tetapi dia pindah ke Dortmund. Sementara United tidak dapat menarik Sancho dari Dortmund musim panas ini.

Jadi alih-alih akan mendapat pasangan berusia 20 tahun di lini depan dan belakang, MU hanya memiliki Cavani, 33, dan Juan Mata, 32, yang terus mengisi peran tersebut. Mereka memang masih memiliki sesuatu untuk ditawarkan, tetapi tidak dapat disangkal bahwa skuat ini akan lebih kuat di masa sekarang dan di masa depan jika Haaland dan Sancho ditandatangani.


Kekhawatiran

Sekarang kekhawatirannya adalah bahwa kegagalan itu sebenarnya akan membuat MU mundur lebih dari satu musim. Jika musim ini gagal finis empat besar, klub setidaknya akan menelan biaya 12 bulan lagi.

Mengingat kualitas yang sama dari pemain yang tidak mau pindah ke klub yang tidak berada di Liga Champions. Belum lagi hitnya. sudah mengurangi pendapatan dengan gagal mencapai tabel teratas Eropa musim depan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya