Liputan6.com, Jakarta- Aturan jaga jarak membuat masyarakat enggan beraktivitas. Semua hal yang bukan kebutuhan dasar lantas dikesampingkan. Siapa sangka, bahkan untuk memotong rambut pun banyak yang memilih melakukannya sendiri di rumah.
Beginilah kenyataan akibat pandemi Covid-19. Rezeki terputus, Muhammad Fikri Nurahman tak mengira dirinya bisa diam sama sekali tanpa pekerjaan.
Advertisement
Bagaimana tidak, barbershop tempatnya bekerja di Depok harus tutup karena tak ada yang datang. Padahal, menjadi seorang tukang cukur adalah satu-satunya keahlian yang sudah diandalkannya sejak tahun 2011.
Kembali ke kampung halaman, 4 bulan tanpa penghasilan. Fikri akhirnya sadar dia tak bisa hanya diam. Dirinya harus Berani Berubah guna memutar nasib. Salon ditutup, dia pun yang akhirnya keliling menawarkan jasa cukur di Garut.
“Soalnya belum lumrah gitu di Garut itu untuk cukur panggilan, belum lumrah,” ungkap Fikri kepada Tim Berani Berubah.
“Nah, di situ juga saya agak sedikit bingung, bagaimana caranya untuk warga-warga di sekitaran Garut itu mengetahui ada tukang cukur yang bisa dipanggil. Dan pas juga itu, pas di Garut juga itu terjadi PSBB juga. Kebetulan wilayah di Garut semua gak boleh keluar rumah juga,” sambungnya.
Fikri kemudian berpikir untuk membuat brosur yang menawarkan jasa cukur kelilingnya, lengkap dengan penjelasan protokol kesehatan yang akan dilakukan dia selama mencukur rambut pelanggan.
Masker, face shield, sarung tangan, dan alkohol adalah benda wajib yang harus selalu dibawa. Peralatan cukur disterilisasi terlebih dahulu, dan kain yang digunakan juga hanya sekali pakai, alias langsung dicuci.
“Saya menyuruh istri saya untuk bikin brosur itu, dan saya langsung fotokopi sebanyak-banyaknya,” kata Fikri.
“Yang penting ada niat, ada mau usaha, berusaha keras untuk bisa menafkahi kembali keluarga saya,” tambahnya.
Jasa cukur keliling milik Fikri ini hanya bertarif sebesar Rp 40-Rp 50 ribu. Jam operasional pun tak ditentukan, semua tergantung keinginan pelanggan yang juga disesuaikan dengan keadaan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sempat Takut Modus Penipuan
Usaha Fikri ini pun tak langsung membuahkan sukses. Baru setelah seminggu brosur disebar, dia akhirnya mendapat telepon dari seorang calon pelanggan. Tapi, meneleponnya terdengar ragu-ragu.
“Apa benar gitu ini tukang cukurnya itu yang dipanggil, apa hanya modus, katanya,” tutur Fikri.
“Takutnya saya pencuri, nyekap dia lah gitu. Bukan pak, ini serius saya tukang cukur asli, gitu. Kebetulan tempat kerja saya di Depok sana itu ditutup. Jadi ya salah satunya saya ke rumah-rumah gini Pak, karena ya untuk mencari lagi lah mata pencaharian saya,” lanjutnya.
Kini Fikri bisa menghidupi diri dan keluarganya sebagai tukang cukur keliling. Pelanggannya pun banyak yang menilai hasil potongannya bagus dan profesional. Salah satunya adalah Jujun Juhana.
“Alhamdulillah ini cocok ini. Saya puas apa yang saya minta padahal baru kali ini. Ini juga luar biasa saat-saat sekarang lagi pandemi, terus ada cukur panggilan ini. Luar biasa menolong sekali,” kata dia.
Berbagai cara harus dilakukan untuk bertahan hidup di masa pandemi. Pastinya cerita Fikri menjadi kisah inspiratif untuk pantang menyerah di saat kondisi terpuruk.
Yuk, ikuti kisah ini maupun yang lainnya dalam Program Berani Berubah, hasil kolaborasi antara SCTV, Indosiar bersama media digital Liputan6.com dan Merdeka.com.
Program ini tayang di Stasiun Televisi SCTV setiap Senin di Program Liputan6 Pagi pukul 04.30 WIB, dan akan tayang di Liputan6.com serta Merdeka.com pada pukul 06.00 WIB di hari yang sama.
Ingin tahu cerita lengkap mereka, simak dalam video berikut ya.
Advertisement