Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berupaya mewujudkan ketahanan pangan di tengah kondisi pandemi Covid-19. Salah satu caranya dengan memperluas wilayah atau membuka lahan tambahan baru. Lahan baru ini tak hanya untuk padi tetapi juga untuk perkebunan hortikultura.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, dalam jangka menengah dan panjang, Indonesia juga akan memperkenalkan program food estate sebagai upaya untuk menciptakan ketahanan pangan. Caranya dengan meningkatkan produktivitas di luar pulau Jawa.
Advertisement
Kemudian, investasi pada infrastruktur teknologi digital juga dipersiapkan agar dapat menciptakan aksesibilitas di seluruh wilayah Indonesia hingga ke pelosok negeri. Dengan demikian, produksi dan pasar akan terhubung dengan cara yang lebih efisien.
"Semua ini menjadi bagian dari reformasi struktural yang telah diakomodasi di dalam APBN 2021," tulisnya seperti dikutip dari laman instagramnya @smindrawati, Minggu (11/10/2020).
Sebagai catatan, ada sekitar 32 persen rumah tangga yang terindikasi mengalami kekurangan pangan yang disebabkan oleh terganggunya sistem logistik dan turunnya daya beli. Itu terjadi karena kehilangan penghasilan dan pekerjaan.
Oleh karena itu, pemerintah memperluas bantuan sosial untuk 10 juta penerima manfaat agar mereka dapat memiliki akses keterjangkauan makanan yang stabil. Hal ini telah terakomodasi di dalam APBN 2020.
"Ayo dukung APBN sebagai instrumen fiskal untuk mewujudkan ketahanan pangan di dalam negeri!," seruannya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan video pilihan berikut ini:
Wujudkan Ketahanan Pangan, Kementan Ajak Masyarakat Hindari Food Waste
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat Indonesia menerapkan budaya tidak membuang makanan (food waste). Sebaiknya, kata Presiden, masyarakat memperkuat budaya baru, yakni dengan menghargai setiap makanan yang sudah diambil.
"Dalam mewujudkan ketahanan pangan ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebagai acuan kita, terutama atas peringatan FAO (Food and Agriculture Organization) tentang ancaman krisis pangan," ujar Presiden di istana Bogor (15/9/2020).
Perlu diketahui, berdasarkan data yang ada, sampah makanan di Indonesia per tahun mencapai 1, 3 juta ton atau per orang menghasilkan 300 kilogram sampah makanan. Jika dirupiahkan, maka setiap 1,3 juta ton sampah makanan menghasilkan Rp 27 triliun. Ironisnya, 19,6 juta penduduk Indonesia masih kekurangan gizi. Jika dikonsumsi, 27 triliun itu dapat memberi makan 28 juta orang per tahunnya.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri mengatakan kampanye hindari food waste selalu didengungkan Kementan, sehingga ajakan Presiden ini akan terus diperkuat di masyarakat.
Menurut Kuntoro, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kerap kali menekankan generasi muda harus dipahamkan proses pengolahan pangan dari awal, hingga tersaji di meja makan.
Dengan begitu, pembangunan ketahanan pangan yang berlandaskan pola pangan sehat untuk generasi muda yang hebat dapat diwujudkan, termasuk mendukung cita-cita pembangunan nasional.
"Kami harapkan generasi milenial dapat juga paham, bahwa begitu panjang waktu kerja keras petani dalam memenuhi pangan, dan masih banyak masyarakat kita yang butuh pangan layak. Jadi, mari tinggalkan kebiasaan menyia-nyiakan dan membuang makanan, kita jangan food waste," tegas Kuntoro.
Advertisement