Liputan6.com, Jakarta Anak dengan down syndrome dapat memiliki masalah kesehatan mata hiperlakrimasi atau air mata berlebih akibat anatomi kelopak mata yang tidak terbentuk sempurna dan adanya sumbatan di saluran air mata.
Menurut dokter spesialis mata di RS Natar Medika Lampung, Rani Himayani, kondisi hiperlakrimasi dapat mendatangkan berbagai masalah.
Advertisement
“Kondisi seperti ini akan membuat anak tidak nyaman karena air mata terus membasahi wajahnya. Akan ada reaksi mengucek mata, itu kan berbahaya bisa melukai area mata. Air mata yang menggenang juga membuat penglihatan terganggu. Air mata berlebih juga bisa memengaruhi penampilan karena mata terlihat basah,” kata Rani dalam webinar Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrome (POTADS) ditulis pada Selasa (13/10/2020).
Ia menambahkan angka kejadian hiperlakrimasi pada penyandang down syndrome sudah cukup banyak dilaporkan sekitar 15 sampai 30 persen. Hiperlakrimasi pada down syndrome kebanyakan disebabkan bentuk atau anatomi kelopak mata yang mendukung terjadinya masalah tersebut.
“Bentuk dari kelopak mata miring ke atas dan bagian tulang hidung atas agak datar serta jarak mata ke ke mata lain agak lebar. Akibatnya, air mata yang seharusnya menggenang di pojok atau disebut danau air mata malah turun begitu saja tidak tertampung.”
Selain itu, di beberapa kasus, kelopak mata atau otot untuk berkedip yang dimiliki anak down syndrome cenderung lebih tebal dari anak biasa. Hal ini menyebabkan adanya lipatan yang membuat air mata tidak turun ke salurannya melainkan meluap ke luar mata.
Otot mata yang membesar juga dapat menyebabkan bulu mata terkesan tumbuh ke dalam dan tidak bisa menahan air mata. Di beberapa kasus ada pula kondisi kelopak mata yang terlipat ke luar.
Simak Video Berikut Ini:
Masalah Saluran Air Mata
Selain anatomi kelopak mata yang tidak sempurna, saluran air mata yang terganggu juga bisa menyebabkan hiperlakrimasi.
“Di mata itu ada lubang air mata namanya punctum di atas dan di bawah pojok mata. Tapi terkadang pada anak-anak dengan down syndrome punctumnya itu gak ada, tertutup, atau tersumbat selaput.”
Untuk menanggulangi masalah ini, beberapa tindakan bisa dilakukan tergantung pada kondisi mata pasien. Jika anatomi kelopak mata tidak sempurna maka dapat dilakukan operasi reparasi untuk memperbaiki bentuk kelopak.
Sedang, untuk membuka punctum bisa dilakukan terapi pijat agar lubang air mata terbuka. Jika masih tidak terbuka maka dapat dibuat lubang di mata dengan besi khusus. Cara lain jika tetap tidak berhasil maka bisa dilakukan operasi pembuatan saluran air mata dengan melakukan pembedahan.
Advertisement