Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Senin awal pekan ini.
Mengutip Bloomberg, Sabtu (12/10/2020), rupiah dibuka di angka 14.685 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.700 per dolar AS. Hingga pukul 10.33 WIB rupiah berada di level 14.715 per dolar AS.
Advertisement
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.685 per dolar AS hingga 14.715 per dolar AS. jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,12 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.746 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.737 per dolar AS.
Menguat rupiah ini seiring dengan pelonggaran kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta.
"Rupiah hari ini ada potensi penguatan karena PSBB transisi," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Senin (12/10/2020).
Tapi di sisi lain, lanjut Ariston, pasar mewaspadai isu penerimaan UU Cipta Kerja yang masih berpotensi demo. Mempertimbangkan hal tersebut, ia memprediksi penguatan rupiah kemungkinan tidak besar.
Sementara itu dari eksternal, pasar masih memantau perkembangan pembicaraan stimulus AS yang masih mandek.
"Ini berpotensi mendorong penguatan dolar AS lagi," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.650 per dolar AS hingga Rp14.750 per dolar AS.
Pada Jumat (12/10) lalu, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.700 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.710 per dolar AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penutupan Perdagangan Pekan Lalu
Sebelumnya, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ditutup menguat meski tertahan sentimen aksi demonstrasi penolakan terhadap UU Cipta Kerja.
Nilai tukar rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen menjadi 14.700 per dolar AS dari sebelumnya 14.710 per dolar AS.
"Sentimen masih positif di regional, sementara pasar masih khawatir dengan situasi penolakan UU Cipta Kerja" kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Jumat (9/10/2020).
Menurut Ariston, sentimen positif dari pembicaraan stimulus fiskal AS sebenarnya masih membayangi pergerakan aset berisiko di pasar keuangan hari ini. Stimulus AS diekspektasikan bisa membantu pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam di tengah pandemi.
Dolar AS pun terlihat melemah dengan sentimen positif ini. Nilai tukar regional termasuk rupiahjuga menguat terhadap dolar AS.
Untuk pekan depan, lanjut Ariston, peluang penguatan rupiah masih terbuka asalkan pembicaraan stimulus AS mencapai kemajuan.
"Jadi pasar masih akan memantau pembicaraan stimulus AS ini. Selain itu, situasi yang membaik di dalam negeri juga bisa menopang penguatan rupiah," ujar Ariston.
Selain itu, debat calon presiden AS pekan depan juga bisa mempengaruhi kekuatan dolar AS. Ariston menilai, kelihatannya pasar lebih positif apabila Joe Biden yang menang dibandingkan Donald Trump.
Ariston memperkirakan pekan depan rupiah bergerak di kisaran 14.600 per dolar AS hingga 14.850 per dolar AS.
Advertisement