Pertumbuhan Belanja Iklan Digital yang Terprogram Dialami Para Pengiklan di Asia Pasifik

Integral Ad Science (IAS), pemimpin global di sektor verifikasi iklan digital, menerbitkan "Media Quality Report" pada Semester I pada 2020.

oleh Reza pada 12 Okt 2020, 16:59 WIB
Integral Ad Science (IAS), pemimpin global di sektor verifikasi iklan digital, menerbitkan "Media Quality Report" pada Semester I pada 2020.

Liputan6.com, Jakarta Integral Ad Science (IAS), pemimpin global di sektor verifikasi iklan digital, menerbitkan "Media Quality Report" pada Semester I-2020 yang menyajikan analisis tentang kualitas media periklanan digital di 15 negara.

Brand Risk

Indonesia dan Jepang memiliki Brand Risk yang tertinggi di Dunia untuk Mobile Web Display. Sementara, Australia menjadi negara yang Paling Aman untuk Video Impression, dan Singapura memiliki Brand Risk yang terendah untuk Desktop Display di seluruh Dunia.

Secara global, Jepang memiliki brand risk tertinggi kedua untuk desktop display (6,2% pada Semester I-2020), serta brand risk tertinggi untuk mobile web display, yakni 10,9%. Sementara, Indonesia memiliki brand risk tertinggi kedua di seluruh dunia untuk mobile web display, yaitu 9,3%.

Time-in-view

Indonesia memimpin segmen Mobile Web Display dan Australia memimpin aspek Mobile App Display Time-in-view di Seluruh Dunia

Australia (27,9 detik) memiliki rata-rata time-in-view tertinggi untuk mobile app display berkat kinerja programmatic inventory yang baik. Tercantum untuk pertama kalinya dalam publikasi ini, Indonesia memimpin segmen mobile web display time-in-view yang mencapai 25,2 detik, diikuti Australia (18,5 detik) dan Jepang (16,9 detik).

Laura Quigley, APAC MD, Integral Ad Science, berkata: "Pertumbuhan belanja iklan digital terprogram (programmatic buy) yang baik kemungkinan besar terwujud berkat maraknya penggunaan pre-bid filter. Data ini dapat memberikan kepercayaan yang lebih besar di kalangan pengiklan Asia Pasifik untuk terus berinvestasi dalam iklan digital yang terprogram demi menambah efisiensi kampanye periklanan mereka pada berbagai platform." Quigley menambahkan: "Pengiklan telah beralih memakai sejumlah teknologi kontekstual guna memastikan iklan mereka tidak ditayangkan di samping konten yang mengandung kebencian, sekaligus memperluas jangkauan konsumen."

Ad Fraud

Tingkat Ad Fraud yang Rendah dalam Programmatic Buy pada Seluruh Kanal—Indonesia memiliki tingkat Ad Fraud Terendah untuk Mobile Web Display di Seluruh Dunia.

Penayangan iklan desktop display memiliki tingkat ad fraud tertinggi pada seluruh kanal di dunia, yakni mencapai 0,8%. Sementara, Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Pasifik dengan tingkat ad fraud yang lebih rendah (0,5%) dari rata-rata global. Tingkat ad fraud di Australia dan India tercatat sebesar 1,1%, sedangkan, Singapura memiliki tingkat ad fraud terendah kedua di seluruh dunia (2,1%). Lebih lagi, mobile web video tetap menjadi inventori periklanan yang paling aman dengan tingkat ad fraud yang lebih baik, yaitu 0,3%.

Viewability

Inventori Iklan Digital yang Terprogram Tetap Menjadi Penggerak Utama untuk Aspek Viewability secara Global, sementara, Jepang dan Selandia Baru mencapai laju pertumbuhan tahunan sebesar dua digit.

Video tetap menjadi format iklan yang paling sering ditonton di seluruh dunia. Australia mengungguli negara-negara lain dalam hal viewability. Singapura berada di posisi kedua di Asia Pasifik (67,9%), sedikit lebih baik ketimbang rata-rata global (67,6%), sementara, aspek viewability di Jepang meningkat menjadi 51,9% (dibandingkan 34,2% pada Semester-I 2019).

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya