Liputan6.com, Pematang Siantar Pascakebakaran hebat yang melanda gudang gas elpiji di Jalan Penyabungan, Kecamatan Siantar Barat, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara (Sumut) pada Sabtu, 26 September 2020, beredar kabar penyebab kebakaran akibat disinfektan.
Berdasarkan kabar beredar melalui WhatsApp menyebut, "Satu keluarga baru pulang makan / 5 org. Sampe di rumah badan nya di semprot Desinfektan. Lalu papa nya menyalakan korek api mau merokok. Langsung terbakar. Istri dan anak2 nya ingin menolong. Tapi lupa mereka juga baru di semprot akhohol. Ikut terbakar semua. Akhir nya ber lima meninggal. PERINGATAN buat perokok dan sering pakai sanitizer dan hbs didesinfeksi."
Terkait kabar tersebut, saat dikonfirmasi Liputan6.com, Kasat Reskrim Polres Pematang Siantar, AKP Edi Sukamto mengatakan, hingga saat ini belum ada hasil Laboratorium Forensik (Labfor) dari pihak Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut).
Baca Juga
Advertisement
Disinggung apakah kabar yang beredar tersebut hoaks, Edi yang dikonfirmasi melalui WhatsApp hanya menjawab singkat, dengan menyebut, "Masih dalam penyelidikan," ucapnya, Senin (12/10/2020).
Untuk diketahui, peristiwa kebakaran tersebut menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban. Kobaran api saat peristiwa terjadi menghanguskan seluruh isi bangunan tingkat 3 yang juga dijadikan sebagai tempat tinggal tersebut.
Petugas pemadam kebakaran yang berjibaku dengan api 4 jam lamanya, berhasil mengevakuasi para korban yang terperangkap di dalam gedung. 5 orang penghuni bangunan ditemukan tewas dengan luka bakar di sekujur tubuh.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran (Kabid Damkar) Pematang Siantar, Josua Sihaloho menyebut, 4 korban ditemukan di kamar tidur lantai 2. Korban diketahui seorang ibu dan 3 anaknya. 1 korban lagi ditemukan tewas di kamar mandi.
"Jenazah dibawa ke Instalasi Jenazah RSUD dr. Djasamen Saragih," ujar Josua.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sempat Kesulitan
Diungkapkan Josua, pihaknya sempat mengalami kesulitan saat memadamkan api. Sebab, ratusan tabung gas di dalam bangunan tersebut silih berganti meledak. Pihaknya melakukan operasi secara manual.
"Medannya ini, gas. Penyelidikan biar petugas berwenang," ungkapnya.
Setelah diautopsi, seluruh korban dibawa ke Yayasan Bhakti Kesejahteraan Sosial Balai Persemayaman (YBKSBP) untuk dikremasi. Keluarga memakamkannya di Pemakaman Rambung Merah, Kecamatan Siantar Martoba.
Keluarga korban, Hendra, saat itu mengatakan, keluarganya dimakamkan pada Minggu, 27 September 2020. Pria yang kehilangan ayah serta istri dan 3 orang anak ini mengaku tidak berada di rumah saat peristiwa kebakaran.
Informasi kebakaran itu didapatnya dari kerabat, dan kemudian ia langsung bergegas ke lokasi kejadian. Hendra merasa sangat terpukul atas kejadian yang menimpa keluarganya itu.
Advertisement
Cerita Saksi
Menurut seorang saksi, Afandi Munthe, saat kejadian dirinya sedang memanggang ikan di depan kafe tempatnya bekerja. Gedung yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) kebakaran berada tepat di samping kafe tempatnya bekerja.
"Saya sempat mendengar suara ledakan tabung gas sebanyak dua kali. Saya melihat sumber suara ledakan ada kobaran api dari bagian tengah rumah yang terbakar," tuturnya.
Saksi lainnya, Bunguan menyebut, melihat kobaran api di bagian tengah sudah membesar. Ameng, orang tua pemilik rumah yang ikut menjadi korban meninggal sempat keluar rumah dari sisi kiri dan mengendarai mobil.
"Dia (orang tua yang punya rumah) kembali ke dalam rumah karena mendengar menantunya (Yanti) menjerit minta tolong dari jendela lantai atas rumah," terangnya.
Naas, niat Ameng menyelamatkan menantu dan cucu-cucu membuatnya ikut terjebak dalam kobaran api. Jasad Ameng ditemukan dalam kondisi luka bakar di kamar mandi rumah.