Pertamina Pastikan Pasokan Avtur Lancar di Masa Pandemi Covid-19

Avtur di Soekarno-Hatta memperoleh suplai dari Refinery Unit II Dumai dan Refinery Unit IV Cilacap.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Okt 2020, 13:30 WIB
Pertamina prediksi kenaikan penyaluran avtur sekitar empat persen pada musim haji 2018 (Foto:Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) III memastikan kesiapan stok serta sarana dan fasilitas (sarfas) Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU).

Untuk menjaga kehandalan layanan industri aviasi ini, manajemen MOR III melakukan pemantauan ke Soekarno Hatta Fuel Terminal Hydrant Installation (SHAFTHI), di kawasan bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten akhir pekan lalu. Kunjungan lapangan dipimpin oleh General Manager MOR III Werry Prayogi bersama sejumlah manajemen.

"Pemantauan dilakukan untuk melihat kehandalan sarfas Pertamina. Terutama untuk industri aviasi, dimana kami harus memastikan sarfas dan peralatan berada dalam kondisi baik, serta aspek keamanan dan keselamatan diterapkan secara sempurna, sehingga operasional penyaluran avtur berjalan dengan maksimal," jelas Werry dalam keterangan resmi, Selsa (13/10/2020)

Senada dengan itu, Unit Manager Communication Relations & CSR MOR III Pertamina Eko Kristiawan menjelaskan, DPPU Pertamina di kawasan Cengkareng ini terdiri dari dua fasilitas DPPU yakni SHAFTHI dan Soekarno Hatta Into Plane Service (SHIPS). Keduanya melayani distribusi avtur ke pesawat udara di tiga terminal bandara Soekarno-Hatta.

Eko menambahkan, avtur di Soekarno-Hatta memperoleh suplai dari Refinery Unit II Dumai dan Refinery Unit IV Cilacap. Dengan moda distribusi jalur laut, Avtur diterima di DPPU dan dialirkan ke terminal 1, 2 dan 3 di Soekarno-Hatta melalui jalur pipa.

"Konsumsi Avtur saat ini masih rendah karena pandemi covid membatasi minat perjalanan dengan pesawat udara serta penutupan penerbangan internasional," jelas Eko.

Dia menjelaskan, frekuensi penerbangan di Cengkareng mengalami penurunan hingga kurang lebih 45 persen dibandingkan tahun 2019 karena pandemi covid sejak bulan Maret 2020.

"Namun kami memastikan pasokan avtur tetap berjalan dan siap memenuhi kebutuhan jika sewaktu-waktu kondisi permintaan kembali normal," tambahnya.

Selain Soekarno-Hatta, MOR III yang melingkupi Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten, juga melayani kebutuhan Avtur melalui 5 DPPU lain yang tersebar di Jawa bagian Barat. Yakni, DPPU Halim Perdana Kusuma dan DPPU Pondok Cabe di Jakarta, DPPU husein Sastra Negara di Bandung dan DPPU Kertajati di Majalengka, Jawa Barat.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pertamina Uji Coba Produksi Avtur Campuran Minyak Sawit Akhir 2020

PT Pertamina (Persero) Marekting Operation Region (MOR) VII memastikan stok dan distribusi avtur sangat aman dan lancar.

Pertamina tengah menyiapkan Kilang Cilacap untuk bisa uji coba memproduksi green avtur pada akhir tahun 2020. Hal ini menyusul suksesnya uji coba produksi Green Diesel D100 di Kilang Dumai sebesar 1000 barel per hari.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan, pada akhir 2020 Pertamina akan melakukan uji coba produksi Green Avtur yang pertama dengan Co-Processing injeksi 3 persen minyak kelapa sawit atau CPO yang telah diproses lebih lanjut.

Sehingga hilang getah, impurities dan baunya (Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil / RBDPO) di fasilitas existing Kilang Cilacap.

“Uji coba green avtur ini merupakan bagian dari roadmap pengembangan biorefinery Pertamina dalam rangka mewujudkan green energi di Indonesia. Selain Kilang Dumai yang sudah berhasil mengolah 100 persen minyak sawit menjadi Green Diesel D100, Pertamina juga akan membangun 2 (dua) Standalone Biorefinery lainnya yaitu di Cilacap dan Plaju,” ujar Nicke dalam keterangan resmi, kamis (23/7/2020).

Standalone Biorefinery di Cilacap nantinya dapat memproduksi green energy berkapasitas 6.000 barel per hari. Sedangkan Standalone Biorefinery di Plaju dengan kapasitas 20.000 barel per hari. Kedua standalone Biorefinery ini kelak akan mampu memproduksi Green Diesel maupun Green Avtur dengan berbahan baku 100 persen minyak nabati.

“Pertamina terus melangkah sejalan dengan trend penyediaan energi dunia dengan mengupayakan hadirnya green energy. Selain Green Diesel dan Green Avtur yang akan diujicoba, Pertamina juga telah melakukan ujicoba Green Gasoline. Beberapa perusahaan dunia sudah dapat mengolah minyak sawit menjadi green diesel dan green avtur, namun namun untuk green gasoline Pertamina merupakan yang pertama di dunia," imbuh Nicke.

Green gasoline tersebut telah berhasil diuji cobakan di fasilitas Kilang Plaju dan Cilacap sejak 2019 dan 2020. Dimana Pertamina mampu mengolah bahan baku minyak sawit hingga sebesar 20 persen injeksi.


Sesuai Arahan Presiden

Sejalan dengan dibukanya kembali penerbangan domestik, konsumsi Avtur di Sumatera Utara (Sumut) mulai menanjak naik

Menurut Nicke, ikhtiar Pertamina tersebut diwujudkan sesuai dengan arahan presiden untuk mengoptimalkan sumber daya dalam negeri untuk membangun ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan energi nasional.

Nicke juga menambahkan, green energy akan memanfaatkan minyak sawit yang melimpah di dalam negeri sebagai bahan baku utama. Sehingga produk Green Energi memiliki TKDN yang sangat tinggi. Langkah ini juga positif karena akan untuk mengurangi defisit transaksi negara dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebelumnya pada pekan lalu, Pertamina menyampaikan keberhasilan uji coba produksi Green Diesel D-100 mencapai 1.000 barel per hari di fasilitas existing Kilang Dumai.

D100 diproses dari 100 persen RBDPO dengan bantuan katalis yang dibuat oleh Research & Technology Center Pertamina dan ITB. Dalam uji coba performa melalui road test 200 km, D100 ini dijadikan bahan bakar yang dicampur dengan Solar serta FAME. Kemudian terbukti menghasilkan bahan bakar diesel yang lebih berkualitas dengan angka cetane number yang lebih tinggi, lebih ramah lingkungan dengan angka emisi gas buang yang lebih rendah, serta lebih hemat penggunaan bahan bakarnya.

“Terima kasih kepada Pemerintah dan seluruh pihak terkait atas dukungan penuhnya kepada Pertamina. Dari uji coba ini menunjukkan bahwa dari sisi teknis produksi Pertamina sudah siap, selanjutnya kita perlu memikirkan agar sisi keekonomiannya juga dapat tercapai,” pungkas Nicke. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya