Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI optimis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan membaik di tahun 2021. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan naik hingga 5 persen.
Hal ini didasari dengan peningkatan konsumsi di masa new normal dan dukungan pemerintah untuk mempertahankan daya beli.
Advertisement
“Meskipun outlook pertumbuhan ekonomi tahun ini di kisaran minus 1,7 sampai minus 0,6, namun di 2021 dengan beberapa upaya dan kebijakan yang konsisten yang kita upayakan, kita berharap growth (pertumbuhan) akan berada di kisaran 5 persen,” kata Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Ubaidi Socheh Hamidi dalam webinar Bincang APBN 2021, Selasa (13/10/2020).
Atas dasar itu, Ubaidi mengatakan bahwa Kemenkeu yakin inflasi akan tetap terjaga di tengah pemulihan ekonomi. Harga komoditas pun akan berada dalam tren yang meingkat. Menurutnya, pemulihan ekonomi ini juga sudah mulai terlihat di tahun 2020.
Pelonggaran restriksi global dinilai bisa memperbaiki ekspor dan impor Indonesia, serta mendorong kembali konsumsi masyarakat. Selain itu, bantuan dari pemerintah seperti bantuan sosial (bansos) maupun program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menjadi salah satu indikator pemulihan ekonomi nasional.
“Kami melihat akselerasi pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 karena didasari dengan strategi pemerintah dalam melanjutkan PEN dan reformasi struktural,” katanya.
Pasar Keuangan Membaik
Selain itu, Kemenkeu juga melihat bahwa pasar keuangan akan membaik secara bertahap. Ia melihat, aliran modal yang masuk ke negara berkembang terus didukung kebijakan yang akomodatif.
Meskipun begitu, ia menyadari bahwa perdagangan internasional global masih sangat tergantung dengan pandemi Covid-19. Risiko Covid-19 dinilai bisa menahan arus lalu lintas barang dan manusia secara global.
Ubaidi menyadari bahwa Kurva kasus pandemi Covid-19 di Indonesia maupun di dunia belum melandai, masih terus naik. Penemuan vaksin Covid-19 masih butuh waktu yang lebih panjang.
“Harapannya, dengan adanya vaksin di tahun 2021 juga mendorong optimisme pertumbuhan ekonomi. Namun pandemi masih eskalatif dan berlangsung lama, vaksin juga butuh waktu lama. Jadi kita juga harus hati-hati dengan risiko ini,”
Bukan hanya itu, Ubaidi merasa bahwa masih ada risiko ketidakpastian global maupun geopolitik yang harus diantisipasi. Sehingga, Ubaidi mengatakan bahwa kebijakan ekonomi global diperkirakan masih akomodatif, baik fiskal maupun moneter untuk mendukung percepatan ekonomi.
“Kebijakan ekonomi global diperkirakan masih akomodatif,” tutupnya.
Reporter: Rifa Yusya Adilah
Advertisement