Bima Arya Usulkan 20 Persen Penduduk Kota Bogor Divaksin Covid-19

Wali Kota Bogor Bima Arya berencana mengusulkan jumlah penerima vaksin Covid-19 adalah 20 persen dari warganya.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 13 Okt 2020, 18:06 WIB
Warga melintasi pedestrian seputaran Istana dan Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (19/9/2020). Sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19, Pemkot Bogor menutup sementara pedestrian seputaran Istana dan Kebun Raya Bogor pada Sabtu dan Minggu di masa PSBMK. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Bogor Bima Arya berencana mengusulkan agar 20 persen warganya bisa menerima vaksin virus corona Covid-19.

"Angkanya kurang lebih 20 persen dari jumlah penduduk di Kota Bogor," kata Bima, Selasa (13/10/2020).

Adapun sasaran penerima vaksin Covid-19 di tahap awal, akan diprioritaskan kepada kelompok paramedis, TNI, Polri, aparat hukum, dan pelayanan publik. Hal ini karena mereka berada di garda terdepan dan intens berinteraksi dengan masyarakat.

"Kita prioritaskan pelayan publik, seperti ASN (aparatur sipil negara) dan orang-orang yang berisiko tinggi tertular Covid-19," terang Bima.

Dia menegaskan, jumlah data dan penerima vaksin Covid-19 akan diserahkan secepatnya kepada Presiden RI melalui Gubernur Jawa Barat.

"Untuk selanjutnya secara teknis akan dimatangkan bagaimana rundown pemberian vaksin itu," ungkap Bima.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Di Puskemas

Bima menegaskan, pelaksanaan vaksinasi akan diselenggarakan di Puskesmas Tanah Sareal. Pemerintah menargetkan, vaksinasi di Kota Bogor dimulai November 2020 mendatang.

"Berdasarkan arahan Pak Menko Kemaritiman, kalau tidak ada halangan kemungkinan besar pemberian vaksin akan dimulai bulan November," terang Bima.

Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor dipilih menjadi salah satu tempat untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan. Setelah direkomendasikan sebagai tempat vaksinasi, Pemkot Bogor langsung menambah fasilitas puskesmas yang berlokasi di Jalan Kesehatan itu, diantaranya ruang emergency dan jalur evakuasi bagi penerima vaksin.

"Kalau terjadi efek samping setelah divaksin, tenaga medis bisa langsung menangani penerima vaksin dengan cepat," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya