Liputan6.com, Jakarta Sepekan terakhir ada penambahan jumlah kabupaten kota yang masuk di zona oranye atau berisiko sedang COVID-19. Per 11 Oktober 2020 ada 336 kabupaten kota yang masuk dalam zona risiko sedang.
"Ini artinya 65 persen dari seluruh kabupaten kota (yang ada di Indonesia) di zona risiko sedang," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito.
Advertisement
Kenaikan jumlah daerah yang masuk zona sedang menandakan bahwa kabupaten atau kota tersebut mulai lengah terhadap penanganan COVID-19.
"Ini menandakan bahwa lengah atau sudah nyaman dalam penanganan COVID-19," kata Wiku dalam konferensi pers Selasa (13/10/2020) disiarkan di YouTube BNPB.
Ia pun mengingatkan meski tidak masuk dalam zona risiko tinggi tetap saja tidak boleh merasa aman berada di zona risiko sedang.
"Zona oranye tetap berbahaya dan berisiko untuk terjadi penularan. Bila tidak ada penanganan signifikan berpotensi pindah ke zona merah," tegas Wiku.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Jangan Lengah
Dari 336 kabupaten kota di zona oranye, ada 94 yang tidak ada perubahan dalam enam minggu berturut-turut. Ada beberapa provinsi dengan jumlah kabupaten kota yang banyak di dalamnya. Diantaranya adalah Sumatera Utara (12 kabupaten/kota), Jawa Tengah (11), dan Jawa Timur (11).
Wiku meminta seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah bekerja sama agar daerahnya bisa nol kasus COVID-19.
"Jangan terlena dan jangan lengah. Target penanganan COVID-19 ini adalah seluruh wilayah menjadi zona hijau artinya tidak ada kasus baru di wilayah tersebut selama empat minggu berturut-turut," katanya.
Advertisement