Netflix Setop Trial Gratis untuk Pengguna AS

Netflix pada Selasa telah menghentikan penawaran trial gratis untuk pengguna di Amerika Serikat (AS).

oleh Andina Librianty diperbarui 14 Okt 2020, 13:00 WIB
Ilustrasi Netflix, Menonton TV, Menonton Video. Kredit: Mohamed Hassan from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Netflix pada Selasa (13/10/2020) mengatakan telah menghentikan penawaran trial gratis untuk pengguna di Amerika Serikat (AS). Perusahaan akan mencari strategi promosi lain.

"Kami mencari promosi pemasaran berbeda di AS untuk menarik pengguna baru, dan memberikan pengalaman Netflix terbaik untuk mereka," ungkap juru bicara Netflix, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (14/10/2020).

Netflix pun telah menarik opsi trial gratis dari situs website di AS.

The Verge melaporkan, Netflix mulai menghapus opsi tersebut untuk pengguna di AS mulai bulan ini. Sebelumnya, perusahaan selama dua tahun terakhir secara bertahapp menghapus opsi itu di sejumlah negara di dunia.


Netflix Komentari Pernyataan Penulis Tiongkok soal Muslim Uighur

Ilustrasi Netflix. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Lebih lanjut, Netflix pada bulan lalu menanggapi kekhawatiran para senator AS atas rencana perusahaan mengadaptasi trilogi buku fiksi ilmiah Tiongkok karya Liu Cixin. Perusahaan menegaskan tidak setuju dengan pandangan Liu mengenai perlakuan pemerintah Tiongkok terhadap muslim Uighur.

Lima senator AS mendesak Netflix untuk mempertimbangkan kembali rencana mengadaptasi buku tersebut. Mereka menilai Liu telah membela tindakan keras pemerintah Tiongkok terhadap etnis Uighur, dan muslim lainnya di wilayah Xinjiang.

Netflix menegaskan tidak setuju dengan pernyataan Liu.

"Liu adalah penulis buku, bukan pencipta acara ini. Kami tidak setuju dengan komentarnya, yang sama sekali tidak terkait dengan bukunya atau acara Netflix ini," ujar Vice President Global Public Policy Netflix, Dean Garfield, melalui sebuah surat kepada para senator.


Pernyataan Liu

Pernyataan Liu yang dimaksud, disampaikannya kepada majalah New Yorker pada tahun lalu.

"Pemerintah sedang membantu perekonomian mereka, dan mencoba mengangkat mereka keluar dari kemiskinan. Jika Anda sedikit melonggarkan negara, konsekuensinya akn menakutkan," kata penulis asal Tiongkok tersebut.

AS dan kelompok hak asasi manusia mengkritik perlakuan Tiongkok terhadap muslim Uighur. Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok berulang kali membantah keberadaaan kamp interniran di Xinjiang, serta menyebut fasilitas tersebut sebagai lembaga kejuruan dan pendidikan.

(Din/Isk)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya