Bank Syariah Mandiri Siap Ikut Merger Bank BUMN Syariah

PT Bank Syariah Mandiri, menyatakan kesiapan bersinergi dalam penggabungan (merger) dengan dua bank himbara syariah lainnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2020, 13:50 WIB
Petugas melayani nasabah di Bank Mandiri Syariah di Jakarta, Kamis (14/7). Sejumlah bank syariah mengaku siap menjadi bank persepsi, Jakarta, Kamis (14/7). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Syariah Mandiri, menyatakan kesiapan bersinergi dalam penggabungan (merger) dengan dua bank himbara syariah lainnya. Tujuannya demi menciptakan bank syariah yang modern dan inovatif berskala global.

Direktur Utama Mandiri Syariah, Toni EB Subari, mengatakan sinergi bank syariah milik BUMN ini diharapkan akan mampu meningkatkan inovasi ekonomi dan keuangan syariah menjadi lebih modern.

"Insya Allah, kami optimis bank syariah nasional yang bersatu dan bersinergi ini akan menciptakan bank syariah yang modern, inovatif, berbasis digital, berskala global ," kata Toni dalam siaran persnya, Jakarta, Rabu (14/10).

Dalam beberapa tahun terakhir, Mandiri Syariah telah konsisten melakukan inovasi layanan digital bagi nasabah. Hal ini dilakukan untuk menawarkan sistem layanan perbankan yang berbeda.

Tidak hanya memberikan layanan finansial berbasis syariah, tapi solusi kebutuhan sosial dan spiritual yang makin relevan dengan kondisi yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia. Lalu pada akhirnya dapat memakmurkan perekonomian Indonesia.

"Sehingga harapannya bisa memberikan manfaat lebih luas, lebih besar kepada lebih banyak stakeholders," kata Toni.

Toni melanjutkan, pihaknya juga siap membantu dan menyelesaikan proses merger. Agar manfaat perbankan syariah segera dapat dirasakan seluruh masyarakat Indonesia.

Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN akan melakukan merger tiga bank syariah milik negara. Bank Syariah Mandiri akan digabungkan dengan dua bank lainnya yakni BRI Syariah dan BNI Syariah.

Selama proses integrasi maupun setelah integrasi, ketiga bank syariah dan para pemegang saham menjamin tidak akan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sedangkan bagi para nasabah, merger ini belum berlaku efektif sehingga mereka tidak perlu khawair terkait layanan operasinalnya.

"Nasabah tidak perlu khawatir, kami memastikan layanan dan operasional untuk nasabah pun akan tetap berjalan berdasar pemenuhan kebutuhan nasabah (customer centric)," kata dia.

Toni menambahkan saat ini tidak ada perubahan pada operasional. Kebutuhan nasabah tetap menjadi prioritas dan pelayanan akan tetap kami berikan secara optimal. Sebab penandatangan CMA beberapa waktu lalu merupakan langkah awal dari proses merger.

Secara umum perbankan syariah berpotensi tumbuh dan berkembang ditengah tantangan ekonomi makro dan industri keuangan akibat pandemi. Peluang pertumbuhan ini tercermin dari terjaganya kinerja positif industri perbankan syariah, khususnya Mandiri Syariah, sejak beberapa tahun terakhir.

Hingga akhir Agustus 2020 beberapa indikator kinerja Mandiri Syariah positif dan tumbuh, sehat dan sustain yaitu laba bersih tumbuh 26,58 persen (yoy) menjadi Rp 957 miliar (unaudited). Pembiayaan tumbuh hingga 6,18 persen (yoy) menjadi Rp 76,66 triliun .

Adapun pembiayaan segmen ritel tumbuh 12,52 persen menjadi Rp 48,55 triliun seiring strategi fokus yang ditetapkan. Peningkatan laba bersih dan pembiayaan Mandiri Syariah tersebut ditopang pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 13,17 persen (yoy)menjadi Rp 99,12 triliun.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Misi Besar Erick Thohir di Balik Merger Bank Syariah BUMN

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengikuti rapat dengan Komisi VI DPR, di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/12/2019). Rapat tersebut membahas Penyertaan Modal Negara (PMN) pada Badan Usaha Milik Negera tahun anggaran 2019 dan 2020. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan, proses bersejarah merger tiga bank syariah milik BUMN akan mewujudkan sebuah bank syariah Nasional yang solid dan berkaliber global.

Proses merger sendiri telah dimulai dengan penandatanganan Conditional Merger Agreement (CMA) antara 3 bank. Setelah itu proses merger dilanjutkan dengan keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Selasa (13/10/2020).

“Penandatanganan CMA merupakan awal dari proses bersejarah lahirnya bank umum syariah nasional berkaliber global. Saya optimistis, bank syariah hasil merger nanti akan menjadi energi baru bagi perekonomian Indonesia," ujar Erick dalam keterangannya, Rabu (14/10/2020).

Erick melanjutkan, sebelum pandemi, kinerja bank-bank syariah di kuartal II lalu sangat positif. Penggabungan ini akan membuat posisi bank syariah nasional lebih besar dan lebih solid sehingga lebih banyak masyarakat Indonesia yang bisa merasakan manfaat kehadiran bank syariah nasional itu.

Mantan bos Inter Milan tersebut menambahakan, pemerintah sudah merencanakan dengan matang pembentukan bank umum syariah terbesar pertama Indonesia.

Dengan penduduk mayoritas muslim, Erick menilai potensi perbankan syariah masih sangat besar sekaligus memberikan opsi bagi masyarakat atau dunia usaha yang lebih nyaman menggunakan sistem perbankan syariah.

"Keinginan Indonesia memiliki bank syariah nasional terbesar di tahun 2021 merupakan bagian dari upaya dan komitmen pemerintah untuk mengembangkan dan menjadikan ekonomi keuangan syariah sebagai pilar baru kekuatan ekonomi nasional," lanjut Erick Thohir.


Jadi Pusat Keuangan Syariah Dunia

Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Raker membahas efektivitas pengorganisasian dan penganggaran dalam penanganan COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menurutnya, strategi tersebut secara jangka panjang juga akan mendorong Indonesia menjadi salah satu pusat keuangan syariah dunia. Menurut perhitungan dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan), merger tiga bank syariah itu akan menghasilkan satu entitas bank syariah baru dengan total aset senilai Rp 207 triliun.

Nantinya, bank syariah milik Indonesia hasil merger ini akan menjadi bank syariah terbesar di Tanah Air, siap bersaing dengan bank konvensional, dan masuk TOP 10 bank syariah di dunia.

Adapun usai penandatanganan CMA masih terdapat serangkaian proses dan tahapan sebelum merger berlaku efektif, termasuk di antaranya memperoleh persetujuan dari regulator.

Oleh karena itu, selama proses berjalan, ketiga bank syariah akan tetap menjalankan operasional dan layanan seperti biasa secara optimal, termasuk dana para nasabah yang akan tetap terjaga dengan baik dan dijamin sesuai regulasi. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya