Sri Mulyani Sebut Covid-19 Pimpin Masyarakat untuk Bertransformasi

Covid-19 menimbulkan dampak yang luar biasa bagi seluruh sektor kehidupan, termasuk sektor keuangan negara dan perekonomian.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2020, 14:42 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). APBN 2019, penerimaan negara tumbuh 6,2 persen dan belanja negara tumbuh 10,3 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Covid-19 menimbulkan dampak yang luar biasa bagi seluruh sektor kehidupan, termasuk sektor keuangan negara dan perekonomian. Menurut dia, Covid-19 memberikan disrupsi yang luar biasa terhadap sebuah perusahaan.

“Era digital 4.0 memberikan disrupsi. Disrupsi karena digital sudah sering bicarakan, yang tahun ini tidak terduga yaitu disrupsi pandemi Covid-19,” kata Sri Mulyani saat memberikan sambutan dalam wisuda akbar virtual PKN STAN, Rabu (14/10).

Sri melontarkan lelucon yang menyebutkan bahwa Covid-19 adalah dalang di balik transformasi suatu perusahaan menjadi digital. 

“Ada sebuah joke, ‘siapa yang paling powerful memimpin transformasi dari perusahaan Anda untuk menjadi digital?’ Ada 3 pilihan jawaban, CEO, CIO, atau Covid-19? Jawabannya adalah Covid-19. Mungkin ini lelucon, tapi ini benar,” kata Sri Mulyani.

Sri memberikan contoh, meskipun Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjadi salah satu kementerian yang terbilang cukup maju karena sudah beralih ke digital, namun ternyata pandemi Covid-19 tetap menjadi tantangan tersendiri bagi Kemenkeu. Penularan virus Corona menuntut Kemenkeu untuk memberlakukan Work from Home (WFH). Yang mana sebelumnya belum pernah diterapkan.

“Coba lihat Kemenkeu. kita sudah buat seluruh dokumen dalam bentuk digital, naskah dinas tidak di-print tapi digital, tanda tangan digital, bahkan kita buat flexible working hour,” kata Sri

“Namun, itu masih dalam tahap permulaan dan percobaan, tiba-tiba kita dihadapkan Covid-19 yang memaksa kita untuk tidak harus tetap bekerja, tapi tidak masuk kantor,” kata dia melanjutkan.

Meskipun begitu, ia merasa bahwa pandemi Covid-19 memberikan banyak pelajaran yang luar biasa. Sri mengatakan, pandemi Covid-19 memaksa seluruh masyarakat Indonesia dan dunia untuk bisa melakukan penyesuaian, untuk berubah. Oleh karena itu, ia meminta seluruh wisudawan untuk bisa melihat perubahan.

“Covid-19 memaksa kita untuk bertransformasi, Kita dipaksa berubah. Jangan jadi manusia yang tidak bisa melihat perubahan karena dunia pasti akan berubah,” tuturnya. 

Selain menganggap pandemi Covid-19 menjadi pelajaran berharga, ia juga menyebut bahwa pandemi Covid-19 merupakan tantangan yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia. Terlebih lagi wabah ini sudah menyerang Indonesia selama tujuh bulan ini. Akibatnya, kata Sri, pendapatan pajak Indonesia turun. Banyak perusahaan yang mengalami kerugian dan terpaksa tutup.

“Imbasnya  ke keuangan negara luar biasa. Pendapatan pajak kita turun karena perusahaan mengalami kerugian, jangankan bisa beroperasi, mereka tutup,” ujarnya.

Dia melanjutkan, banyak perusahaan yang mana harus tetap menanggung beban meskipun sudah jelas-jelas mengalami kerugian. Selain itu, pandemi Covid-19 juga membuat banyak masyarakat Indonesia yang kehilangan pekerjaan.

“Bahkan mereka banyak menanggung biaya. Sebagian masyarakat kita kehilangan pekerjaan. Yang UKM, warteg (warung tegal), penjual makanan di kantor, sekolah, tidak ada yang beli. Ini sudah bulan ketujuh (pandemi),” katanya.     

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka.com

Load More

Pemerintah Kebut Misi Indonesia Emas 2045 Lewat Transformasi Ekonomi

Wakil Menkeu Suahasil Nazara memberi sambutan dalam forum dialog Summit on Girls Getting Equal: Let's Invest in Girls di Jakarta, Selasa (10/12/2019). Pemerintah dukung untuk berinvestasi pada gender perempuan lewat beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menuturkan Indonesia saat ini tengah berupaya untuk mencapai visi Indonesia Emas pada 2045. Hal ini umumnya dilakukan dengan memperbaiki perekonomian dalam negeri, termasuk penanganan pandemi covid-19.

Dalam visi itu, Indonesia menargetkan produk domestik bruto (PDB) mencapai USD 7 triliun, sehingga menjadi negara yang masuk sebagai lima besar kekuatan ekonomi dunia pada 2045.

"Cara pandang kami adalah Indonesia dalam upaya terus perbaiki perekonomian untuk capai visi emas 2045," katanya dalam media briefing, Senin (12/10/2020).

Suahasil menjelaskan, situasi pada Januari tahun ini cukup optimistis. Namun, ketika pandemi mulai masuk Indonesia, yakni pada Februari, Maret, hingga sekarang menyebabkan perubahan sangat besar dalam perekonomian. Untuk itu, saat ini pemerintah tetap fokus pada penanganan pandemi. Hal ini karena merebaknya pandemi covid-19 telah menghambat realisasi visi Indonesia Emas 2045.

"Kita lihat perubahan sangat mendasar akibat pandemi. Namun, kita tetap dalam path untuk Indonesia emas 2045 negara maju," ujarnya.

Oleh sebab itu, Suahasil menuturkan pemerintah terus berupaya membuat transformasi ekonomi dalam rangka menjaga pemulihan ekonomi, sekaligus mengejar visi Indonesia menjadi negara maju pada 2045.

Menurut dia, transformasi ekonomi tetap harus dilakukan di tengah pandemi agar ketika krisis telah berakhir, maka Indonesia siap melangkah dan melompat lebih jauh ke depan.

Ia mengatakan transformasi ekonomi dilakukan dengan memperhatikan komposisi perekonomian Indonesia yaitu konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 57 persen terhadap PDB, investasi berkontribusi 30 persen terhadap PDB, serta pengeluaran pemerintah.

"Pengeluaran pemerintah saat ini masih jadi tumpuan, namun setelah pandemi selesai, lalu ekonomi maju, maka konsumsi dan investasi diharapkan pick up," ujarnya.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya