PBB Ingatkan Potensi Bencana Tiap Tahun Akibat Perubahan Iklim

PBB memberi peringatan bahwa bencana karena perubahan iklim dapat terjadi setiap tahun dan akan berdampak pada meningkatnya permintaan bantuan kemanusiaan pada tahun 2030.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2020, 17:53 WIB
Ilustrasi bencana alam (Saikiran Kesari/Unsplash).

Liputan6.com, Jenewa - Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat mengancam kehidupan jutaan orang di seluruh dunia dan permintaan bantuan kemanusiaan dapat meningkat 50% pada 2030.

Dikutip dari VOA News, Rabu (14/10/2020), Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) milik PBB merilis laporan yang menemukan lebih banyak bencana terkait cuaca seperti gelombang panas, badai, dan kekeringan yang terjadi setiap tahun.

"Penting untuk diingat bahwa perubahan iklim menimbulkan ancaman yang terus meningkat dan berkelanjutan bagi kehidupan manusia, ekosistem, ekonomi dan masyarakat selama berabad-abad yang akan datang," ujar Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas.

Selain laporan PBB, laporan Layanan Iklim Negara 2020 mengungkap, 11.000 bencana yang disebabkan karena cuaca telah terjadi selama 50 tahun terakhir serta menyebabkan 2 juta kematian dan kerusakan ekonomi senilai $ 3,6 triliun (Rp 53,168,400,000,000,000).

Load More

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Setiap Negara Diminta Berinvestasi

Ilustrasi bencana alam (@luckykaef/Pixabay).

Laporan itu juga mengatakan 108 juta orang di seluruh dunia membutuhkan bantuan kemanusiaan pada 2018 karena bencana alam. 

Meskipun terjadi peningkatan bencana terkait cuaca selama periode itu, laporan tersebut mencatat bahwa rata-rata jumlah kematian dari setiap bencana per tahun turun sepertiga.

Laporan sejenis juga telah disiapkan oleh 15 lembaga dan lembaga keuangan internasional lainnya.

Mereka mendesak pemerintah untuk berinvestasi lebih banyak dalam sistem peringatan dini yang dapat membantu negara-negara lebih efektif dalam menanggapi dan mengurangi dampak bencana alam.

 

Reporter: Ruben Irwandi

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya