Jusuf Kalla Yakin Konflik Papua Dapat Selesai Lewat Jalan Damai

Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK mengatakan, bahwa penyelesaian konflik di Papua lewat jalur damai atau diplomasi sangatlah mungkin.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 14 Okt 2020, 17:58 WIB
Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla pada Focus Group Discussion II Lingstra Gathering Kementerian Pertahanan T.A 2020. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla atau JK mengatakan, bahwa penyelesaian konflik di Papua lewat jalur damai atau diplomasi sangatlah mungkin.

Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara pada Focus Group Discussion II Lingstra Gathering Kementerian Pertahanan T.A 2020 di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Dia menuturkan, Indonesia memiliki pengalaman telah menyelesaikan beberapa masalah besar yang terjadi. Seperti konflik Aceh yang berlangsung puluhan tahun dan memakan ribuan korban.

"Selama Indonesia merdeka kita telah mengalami 15 kali konflik yang besar yang korbannya di atas seribu jiwa. Dari 15 konflik tersebut, 13 kita selesaikan melalui operasi militer dan sisanya melalui jalur perdamaian. Namun yang perlu saya garis bawahi, Aceh saja yang keras begitu bisa kita ajak berunding untuk damai," tutur JK di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (14/10/2020).

Menurut JK, konflik Papua memerlukan pendekatan penyelesaian yang agak berbeda dengan Aceh. Hal itu lantaran banyaknya faksi yang terdapat pada gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Sementara pada Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sendiri, hanya ada satu garis komando.

"Jadi begitu kita ngomong di level atas maka di bawah pasti akan patuh. Berbeda halnya dengan kelompok bersenjata di Papua, ada banyak faksi di sana dan garis komandonya tidak jelas. Antara satu kabupaten atau kampung lainnya tidak terhubung garis komando. Namun demikian, bukan berarti itu tidak bisa diselesaikan. Itu ada caranya, namun saya tidak akan beberkan secara terbuka," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jangan Ada yang Merasa Kalah

JK menekankan prinsip win-win solution dan dignity for all dalam menyelesaikan pertikaian.

Dalam hal ini, tidak boleh ada pihak yang merasa kalah dan dilecehkan martabatnya.

"Misalnya pada saat upaya damai Aceh, pihak GAM tidak pernah menyerahkan senjatanya ke pihak pemerintah, namun mereka potong sendiri menjadi dua bagian. Itu adalah upaya menjaga martabat pihak GAM," JK menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya