Erick Thohir: Kebijakan Hilirisasi Minerba Jadi Daya Tarik Investor

Indonesia selama ini dikenal sebagai produsen dan eksportir nikel, bahan baku utama EV Battery, terbesar dunia yang menguasai 27 persen kebutuhan pasar global.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 14 Okt 2020, 19:32 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir mengikuti rapat dengar pendapat umum dengan Panitia Kerja (Panja) DPR RI untuk skandal di PT Asuransi Jiwasraya (Persero), di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/1/2020). Erick Thohir diundang untuk membahas penyelesaian sengkarut Jiwasraya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Fokus pemerintah melakukan hilirisasi industri minerba, terutama nikel langsung mendapat respons positif dari investasi luar negeri. Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China dan LG Chem Ltd asal Korea, dua produsen electric vehicle (EV) Battery untuk kendaraan listrik terbesar dunia mengisyaratkan akan bergabung dengan proyek investasi senilai USD 20 miliar lebih dalam pengembangan rantai pasokan nikel di Tanah Air.

Indonesia selama ini dikenal sebagai produsen dan eksportir nikel, bahan baku utama EV Battery, terbesar dunia yang menguasai 27 persen kebutuhan pasar global. Kebijakan Kementerian BUMN melakukan inovasi model bisnis dalam industri ini, sekaligus meningkatkan value chain nikel Nusantara yang berlimpah bertujuan untuk memanfaatkan keuntungan sekaligus membangun industri baterai lithium di dalam negeri.

"Ini sebuah angin segar. Usaha Indonesia yang memiliki kekayaan tambang berlimpah untuk melakukan hilirisasi industri minerba langsung mendapat respons bagus dari investor asing. Ini bukti bahwa kebijakan Indonesia sudah tepat. Dengan kehadiran investasi luar negeri untuk menunjang program nasional di industri ini, maka saya yakin aspek keberlanjutan akan terus berkembang dan kita semakin kuat dalam daya saing untuk mendukung ketahanan energi bagi Indonesia," ujar Menteri BUMN, Erick Thohir, dalam keterangan tertulis, Rabu (14/10/2020).

Sebelumnya, Mining Industri Indonesia (MIND ID) sebagai Holding BUMN Industri Minerba telah menuntaskan transaksi pembelian 20 persen saham divestasi PT Vale Indonesia Tbk (PT VI) yang merupakan perusahan yang memiliki aset nikel terbaik dan terbesar di dunia. Pembelian saham PT VI oleh MIND ID sesuai dengan mandat BUMN untuk mengelola cadangan mineral strategis Indonesia dan juga hilirisasi industri pertambangan nasional.

Terutama nikel domestik nikel sehingga akan menghasilkan produk domestik nilai ekonomis hingga 4-5 kali lipat lebih tinggi dari produk hulu. Dengan menjadi pemenang saham terbesar kedua di PT VI, maka MIND ID akan memiliki akses strategis untuk mengamankan pasokan bahan baku untuk industri hilir nikel Indonesia. Baik untuk hilirisasi industri nikel menjadi stainless steel, maupun menjadi baterai kendaraan listrik.

Ketertarikan dua produsen raksasa EV Battery itu untuk terlibat dalam rantai pasok nikel menunjukkan kerjasama MIND ID dan PT VI merupakan sinergi yang strategis, saling menguntungkan, dan saling melengkapi untuk memajukan industri pertambangan.

"Saya optimistis, hal ini akan semakin menumbuhkan kepercayaan banyak perusahaan kelas dunia kepada MIND ID dalam mengembangkan industri minerba lainnya di Tanah Air,” ungkap Group CEO MIND ID, Orias Petrus Moedak.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perkuat Daya Saing

Dirut Pertamina Nicke Widyawati memberikan keterangan pers terkait tumpahan minyak di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kamis (1/8/2019). Tumpahan minyak spill terjadi laut pantai utara Karawang dan Pertamina siap mengganti kerugian kepada semua pihak yang terimbas. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Hal senada juga diungkapkan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati. Pertamina yang siap membangun pabrik EV Battery atau baterai kendaraan listrik bersama dua perusahaan BUMN energi lainnya, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam pengembangan industri baterai untuk kendaraan listrik menyatakan kehadiran investasi asing di industri ini akan memperkuat daya saing di pasar internasional.

"Pertamina akan masuk ke bisnis, membangun pabrik baterai EV dalam kerjasama strategis. Nantinya, Inalum bakal fokus di sektor hulu sebagai pemasok bahan baku. Sementara itu, PLN fokus di sektor hilir sebagai distributor, dan Pertamina di tengah-tengah menyiapkan prosesnya," ujarnya.

Ia menambahkan, baterai lithium ion yang akan diproduksi tidak hanya untuk transportasi, tapi bisa digunakan di remote area untuk perumahan atau di wilayah yang tidak perlu storage besar, yakni semacam backup power system yang bersifat modular.

Sementara Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini menyatakan ketertarikan CATL dan LG Chem utuk berinvestasi dalam hilirisasi industri menerba akan mempercepat perluasan penggunaan kendaraan listrik sesuai Perpres No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) berbasis baterai untuk transportasi jalan.

"Selain bekerjasama dengan perusahaan BUMN, seperti Pertamina dan Inalum, untuk menyiapkan segera industri hingga produk EV Battery, kami juga sudah berkolaborasi dengan lembaga terkait, dan produsen otomotif yang masuk pasar Indonesia, terutama dalam menyiapkan infrastrukturnya berupa stasiun pengisian listrik," jelas Zulkifli Zaini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya