Dinas Pendidikan Jatim Bakal Tambah SMA/SMK untuk Pembelajaran Tatap Muka

Kepala Disdik Jatim Wahid Wahyudi melihat dimulainya kembali pembelajaran tatap muka sangat penting bagi para siswa karena pembelajaran jarak jauh dinilai belum efektif.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2020, 22:47 WIB
Ilustrasi sekolah (dok. Pixabay.com/Wokandapix/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur bakal menambah jumlah SMA/SMK yang dapat melakukan uji coba pembelajaran tatap muka setelah tidak ada daerah yang berstatus zona merah di provinsi setempat.

"Pembelajaran tatap muka hanya bisa digelar jika suatu daerah tidak berada di zona merah COVID-19. Sekarang zona merah sudah bebas dari Jatim. Insya-Allah gubernur sudah memerintahkan kepada saya untuk melakukan evaluasi kembali, untuk ditingkatkan jumlah sekolah yang bisa melakukan uji coba pembelajaran tatap muka," kata Kepala Disdik Jatim Wahid Wahyudi di Surabaya, Rabu, (14/10/2020), seperti dikutip dari Antara.

Mantan Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur itu melihat dimulainya kembali pembelajaran tatap muka sangat penting bagi para siswa karena pembelajaran jarak jauh dinilai belum efektif.

"Karena pembelajaran jarak jauh saat ini kami menilai kurang efektif dan terjadi penurunan kualitas pendidikan," tutur dia.

Wahid menilai cukup wajar apabila guru dan siswa mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran jarak jauh atau daring selama beberapa bulan terakhir ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Adaptasi Pembelajaran Kombinasi

Ilustrasi Belajar Secara Online Credit: pexels.com/pixabay

Model pembelajaran ini tergolong baru diterapkan saat pandemi COVID-19 melanda. Maka evaluasi perlu dilakukan dan memulai lagi pembelajaran tatap muka secara bertahap.

"Daya tangkap siswa saat melihat monitor ponsel maupun komputer itu lebih tinggi saat pembelajaran tatap muka. Khususnya untuk pembelajaran matematika, fisika, kimia. Ini perlu dievaluasi oleh jajaran pendidik," ujar dia.

Akan tetapi, Wahid meyakini kalau penurunan kualitas pendidikan hanya pada titik-titik tertentu. Lambat laun, guru dan siswa akan beradaptasi dengan pembelajaran tatap muka kombinasi.

"Karena (ke depan) guru dan siswa sudah siap. Sekarang kan guru dan siswa belum siap. Guru belum menyiapkan daring, siswa juga tidak terbiasa," tutur dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya