Biofarma: 1.589 Relawan Sudah Disuntik Kandidat Vaksin dari Sinovac

Adapun target jumlah relawan dari uji klinik fase 3 vaksin Sinovac di Indonesia itu adalah 1.620 orang.

oleh Rinaldo diperbarui 15 Okt 2020, 08:05 WIB
Seorang anak melihat kandidat vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech LTD yang diperlihatkan dalam Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) di Beijing pada 6 September 2020. Untuk pertama kalinya, China akhirnya resmi memamerkan produk dalam negeri vaksin COVID-19. (NOEL CELIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bio Farma menyebutkan 1.589 relawan Indonesia sudah disuntik dengan kandidat vaksin Covid-19 dari Sinovac, China, dalam uji klinik fase 3 vaksin itu di Indonesia.

"Saat ini rekrutmen sudah selesai dan hampir 1.589 orang yang sudah disuntik vaksin ini dan diharapkan kita mendapatkan interim analysis (analisis sementara) di akhir Januari 2021," kata Neni Nurainy dari Divisi Penelitian dan Pengembangan PT Bio Farma di Jakarta, Rabu (14/10/2020).

Neni mengatakan, bersamaan dengan itu juga diajukan emergency use authorization (otorisasi penggunaan darurat) ke Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan).

"Baru setelah itu kita akan melakukan produksi rutin oleh Bio Farma untuk vaksin Sinovac ini di 2021," katanya seperti dikutip Antara.

Adapun target jumlah relawan dari uji klinik fase 3 vaksin Sinovac di Indonesia itu adalah 1.620 orang.

Sementara itu, Neni menuturkan dalam kerja sama dengan Sinovac, ada transfer teknologi pengembangan vaksin dengan Indonesia.

Neni menuturkan kebutuhan vaksin Indonesia untuk jumlah penduduk yang besar tidak bisa dicukupi dari kerja sama dengan pihak luar.

Oleh karena itu, untuk pemenuhan kebutuhan juga perlu kemandirian dalam penyediaan vaksin Covid-19 melalui konsorsium vaksin nasional.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Vaksin Merah Putih

Bio Farma bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman untuk pengembangan vaksin Merah Putih.

Neni menuturkan jika Eijkman dapat menyerahkan bibit vaksin pada Januari 2021 maka perlu pengembangan lanjutan di Bio Farma mulai dari upscalling, kemudian uji praklinik, uji klinik fase 1, 2 dan 3 hingga produksi.

"Kami harapkan adanya pendampingan dan pengajuan emergency use authorization dari Badan POM ini, mungkin diharapkan di 2022 kita bisa mengisi kekosongan tadi vaksin yang tidak tersedia dari impor dari Sinovac ataupun dari negara lain," tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya