Renovasi Homestay di Danau Toba, Pemerintah Alokasikan Rp 167,5 Miliar

Progam Sarana Hunian Pariwisata bagus untuk mengembangkan tempat wisata di indonesia sehingga dapat mendatangkan devisa.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 15 Okt 2020, 13:00 WIB
© Kementerian Pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Penyediaan Perumahan Provinsi Sumatera Utara, mengalokasikan anggaran Rp 167,5 miliar untuk pembangunan Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba.

Program Sarhunta dilaksanakan dengan meningkatkan kualitas rumah masyarakat di sepanjang koridor tempat pariwisata, sekaligus dapat menjadi homestay bagi wisatawan yang berkunjung dan ingin menikmati keramahan warga.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid berharap, adanya penataan koridor dan program homestay mampu menciptakan penataan ruang dan kebutuhan publik yang sesuai dengan karakteristik dan kearifan lokal budaya daerah.

Menurut dia, Progam Sarhunta ini sangat bagus untuk mengembangkan tempat wisata di indonesia sehingga dapat mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

"Jumlah Sarhunta yang kami bangun di KSPN Danau Toba adalah 1.765 unit. Sebanyak 607 unit kami bangun di sepanjang koridor di kawasan Danau Toba. Sedangkan sisanya yakni 1.158 unit tersebar di enam kabupaten di antaranya Toba, Samosir, Simalungan, Humbang, Taput dan Pairi," terangnya, Kamis (15/10/2020).

Khalawi menyampaikan, saat ini progres pembangunan program Sarhunta secara keseluruhan telah mencapai 40 persen.

Lebih lanjut, Khalawi menerangkan, bentuk dukung pengembangan KSPN Danau Toba yang dilaksanakan Kementerian PUPR antara lain dengan meningkatkan kualitas hunian masyarakat. Hal tersebut bertujuan untuk mendorong peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara.

"Selain infastruktur jalan, sarana air bersih dan juga yang terpenting dalam kawasan wisata adalah mengubah wajah rumah masyarakat yang tidak layak huni menjadi layak huni dan juga multifungsi, yaitu selain untuk menjadi tempat tinggal yang layak dpaat juga menjadi tempat usaha, seperti rumah sewa atau homestay," ujarnya.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kabar Gembira, Pariwisata Danau Toba Terus Menggeliat di Era Kebiasaan Baru

Keindahan Danau Toba. (Bola.com/Pixabay)

Kepala Divisi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Badan Otorita Pelaksana Danau Toba (BOPDT) Wahyu Dito Galih Indharto mengatakan, kawasan pariwisata Danau Toba mulai menggeliat di era kebiasaan baru ini. Hal ini ditandai oleh peningkatan okupansi hotel hingga mencapai 100 persen, khususnya pada akhir pekan.

"Pariwisata di Danau Toba mulai kembali membaik di era kebiasaan baru ini. Salah satunya okupansi hotel di sekitar Danau Toba sudah mencapai 100 persen pada weekend, dan di weekday juga sudah ada peningkatan secara signifikan," ujar dia dalam webinar bertajuk 'Kajian Kebijakan Perlindungan Konsumen Pariwisata Nasional dalam Masa Pandemi', Rabu (7/10).

Indikasi lainnya, sambung Dito, yakni meningkatnya jumlah penyeberangan menuju ke Samosir sebagai salah satu destinasi favorit di kawasan Danau Toba. "Terutama pada Agustus-September ini jumlah orang yang menyeberang mulai ke arah normal seperti sebelum Covid-19," terangnya.

Kemudian, tingkat pergerakan wisatawan melalui jalur udara juga terus mengalami peningkatan sejak Juli lalu. Citilink mencatat, jumlah kunjungan wisatawan menuju Bandara Silangit rata-rata meningkat hingga 30 persen per bulannya.

"Padahal sejak Maret Sampai Juni, tidak ada maskapai yang beroperasi di Silangit akibat pandemi Covid-19. Namun, sejak diberlakukannya Adaptasi kebiasan baru jumlah kunjungan wisatawan terus meningkat.

Menyikapi tren positif tersebut, pihaknya terus berupaya mempercepat kesiapan seluruh destinasi dalam melakukan adaptasi kebiasan baru. Antara lain, penyusunan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan atau CHSE dan simulasi protokol CHSE.

Lalu, sosialisasi dan publikasi atas protokol anyar itu. "Khususnya kepada para pelaku usaha, masyarakat domestik, dan internasional melalui berbagai channel," paparnya.

Terakhir, evaluasi uji coba destinasi. "Yang sudah menerapkan protokol CHSE, kapan melakukan pertemuan dengan kementerian/lembaga terkait saat kebijakan PSBB mulia dilonggarkan," tukasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya