Liputan6.com, Jakarta Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan bahwa pemakaian masker di Kota Bogor saat ini masih lebih tinggi ketimbang kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun.
Hal ini disampaikan oleh Bima Arya dalam seminar daring Kampanye Nasional & Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia pada Kamis (15/10/2020).
Advertisement
Bima Arya mengungkapkan bahwa survei yang mereka lakukan bersama LaporCOVID-19 dan Nanyang Technological University, Singapura, di Kota Bogor mengungkapkan, jaga jarak menjadi cara mencegah COVID-19 yang paling sulit dilakukan.
"Warga itu paling susah itu jaga jarak, paling mengaku sering pakai masker. Di tengah-tengahnya itu cuci tangan," kata Bima Arya dari Taman Ekspresi, Kota Bogor.
Bima Arya mengatakan, temuan ini merupakan hal yang menarik mengingat banyak warga yang mengatakan dirinya lebih sering menggunakan masker ketimbang mencuci tangan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sekitar 30 persen warga Kota Bogor mengaku selalu mencuci tangan. Sementara 50 persen dari mereka yang mengatakan sering melakukan cuci tangan.
"Ada 8 persen warga yang mengaku jarang cuci tangan," kata Bima Arya menambahkan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Pentingnya Edukasi dan Fasilitas
Banyak warga yang sudah sering mencuci tangannya, namun menurut Bima Arya, angka tersebut cukup masih mengkhawatirkan. "Harusnya kita inginnya 80 persen paling tidak selalu (cuci tangan)."
Ia mengatakan, temuan tersebut menunjukkan betapa pentingnya fungsi edukasi bagi masyarakat untuk melakukan cuci tangan pakai sabun.
Pada kesempatan tersebut, Bima Arya mengatakan bahwa pakar atau tenaga kesehatan menjadi kelompok yang paling dipercaya untuk memberikan edukasi, dilanjutkan dengan tokoh agama, pejabat, dan selebriti.
"Di sini juga menunjukkan bahwa pemerintah kota dan pemerintah pusat, ini penting sekali untuk merangkul, mengkombinasikan, melibatkan antara tenaga medis atau dokter atau pakar kesehatan dengan tokoh agama," ujarnya.
Bima Arya mengatakan, di Kota Bogor sendiri, Pemerintah Kota telah membangun 2.584 fasilitas cuci tangan dan tersedia di 466 sekolah, sekitar 900 di masjid, hampir seribu tersedia di Posyandu, serta di taman, perpustakaan, dan tempat-tempat lain.
"Kata kuncinya ada dua. Nomor satu adalah kultur, kebiasaan yang dibangun yang digencarkan melalui sosialisasi dan edukasi, yang kedua adalah infrastruktur yang digencarkan juga pembangunannya, pemasangannya, di seluruh titik-titik yang betul-betul memerlukan perhatian protokol kesehatan," pungkas Bima Arya.
Advertisement