Bio Farma Mulai Produksi Massal Vaksin Sinovac di Januari 2021

Uji klinis vaksin sinovac yang dilakukan Bio Farma akan selesai pada Januari 2021 mendatang.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Okt 2020, 13:50 WIB
Sampel vaksin COVID-19 nonaktif di Sinovac Biotech Ltd. Beijing, China. (Xinhua/Zhang Yuwei)

Liputan6.com, Jakarta - Uji klinis vaksin sinovac yang dilakukan Bio Farma akan selesai pada Januari 2021 mendatang. Kemungkinan vaksin ini akan diproduksi Bio Farma secara massal pada akhir Januari 2021 atau awal bulan Februari 2021.

"Kemungkinan kita bisa produksi di akhir Januari 2021 atau awal Februari 2021," kata Project Integration Manager R&D Bio Farma, Neni Nurainy dalam diskusi Ngopi BUMN: Kontribusi BUMN Farmasi Mengatasi Pandemi Covid-19, Jakarta, Kamis (15/10).

Proses ini pun kata Neni bisa dipercepat. Sebab, saat ini sudah ada 1.564 subjek yang disuntikkan vaksin sinovac. Lalu ada sekitar 843 subjek dari 1.620 subjek yang mendapatkan suntikan vaksin kedua.

"Nanti kita lihat dinamikanya," kata dia.

Saat vaksin diproduksi, Bio Farma akan mengajukan Emergency Use Authorization (EUA) yang didapat dari Badan POM. Proses ini akan memakan waktu selama 20 hari dari saat pengajuan.

"Nanti kita ajukan EUA ke Badan POM dan waktunya paling lambat 20 hari dari jadwal pengajuan dari Bio Farma ke Badan POM," kata dia.

Sementara itu, terkait vaksin yang siap disuntikan pada November dan Desember 2020 berasal dari China. Vaksin jadi tersebut diimpor dari tiga perusahaan yakni Cansion, G42 Sinopharm, dan Sinovac.

"Untuk November dan Desember itu pemerintah merencanakan mengimpor vaksin jadi," kata dia

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kemajuan Vaksin Covid-19 Bio Farma: Tak Ada Relawan yang Alami Efek Samping

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan) meninjau fasilitas produksi dan pengemasan di PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat Selasa (11/8/2020). Jokowi menggunakan pakaian lengkap penelitian untuk melihat Laboratorium Bio Farma. (Foto: Biro Pers Kepresidenan)

PT Bio Farma tengah membuat vaksin untuk virus corona Covid-19 yang berasal dari virus yang sudah dimatikan. Dalam pembuatan ini, proses penyuntikan vaksin ke tubuh manusia harus dilakukan beberapa kali.

"Bio Farma sengaja membuat virus dari yang sudah dimatikan sehingga tidak akan menjadi sakit (usai divaksin)," kata Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19, Kusnandi Rusmil dalam Webinar Nasional Program Promotif dan Preventif BPJS Ketenagakerjaan Tahun 2020, Jakarta, Selasa (13/10/2020).

Inilah yang membuat relawan yang menjalani uji klinis vaksin Covid-19 tidak mengalami efek samping yang berat. Sudah ada 600 relawan yang disuntikkan vaksin buatan Bio Farma lebih dari satu kali. Sementara itu 400 orang lainnya yang disuntikan vaksin sebanyak satu kali.

Kusnandi mengatakan tidak ada gejala berarti yang ditunjukkan oleh para relawan tersebut. Efek samping yang dialami para relawan ini tidak berbeda dengan bayi yang baru saja menjalani imunisasi seperti sedikit panas atau demam.

"Sampai saat ini tidak ada reaksi hebat yang dialami para relawan vaksin. Reaksinya seperti anak bayi yang baru saja diimunisasi," kata dia.


Berpengalaman

Kandidat vaksin Sinovac Biotech LTD untuk virus corona Covid-19 diperlihatkan dalam Pameran Internasional China untuk Perdagangan Jasa (CIFTIS) di Beijing pada 6 September 2020. Untuk pertama kalinya, China akhirnya resmi memamerkan produk dalam negeri vaksin COVID-19. (NOEL CELIS/AFP)

Hingga kini, Kusnandi menyebut belum ada laporan berarti dari para relawan mengenai dampak tersebut. Para relawan memang menerima tugas yang berisi laporan terkait reaksi vaksin di dalam tubuhnya.

"Rasanya yang ditakutkan tidak ada. Mereka juga kan harus lapor dan menuliskan catatan harian yang harus ditulis," kata dia.

Apalagi, pengalamannya selama 30 tahun melakukan uji klinis terhadap vaksin telah teruji. Sehingga sebelum melakukan uji klinis pada vaksin Covid-19 dia telah melakukan berbagai antisipasi dari reaksi vaksin virus corona.

"Saya selama 30 tahun ini melakukan uji klinis vaksin. Makanya yang dulu ada masalah sudah diantisipasi, sehingga masalah yang ada ini bisa dianggap itu bisa saya atasi," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya