IHSG Dibuka Menghijau, Sektor Pertambangan Jadi Pendorong Utama

Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.115,32. Sedangkan terendah 5.107,14.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Okt 2020, 10:17 WIB
Pergerakan saham pada layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/7/2020). IHSG pada perdagangan di BEI turun tajam karena pengumuman Gubernur DKI Anies Baswedan terkait dengan rencana penerapan PSBB secara ketat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada pembukaan perdagangan Jumat pekan ini. Sebanyak 148 saham menguat sehingga membawa IHSG ke zona hijau.

Pada prapembukaan perdagangan Jumat (16/10/2020), IHSG naik tipis 6,28 poin atau 0,12 persen ke level 5.111,43. Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih tetap menguat 4,84 poin atau 0,10 persen ke level 5.110,55.

Sementara indeks saham LQ45 juga menguat 0,29 persen ke posisi 785,20. Gerak indeks acuan beragam tetapi sebagian besar menguat.

Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.115,32. Sedangkan terendah 5.107,14.

Sebanyak 148 saham menguat sehingga membawa IHSG ke zona hijau. Kemudian 61 saham melemah dan 134 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham tak begitu ramai yaitu 32.487 kali dengan volume perdagangan 604 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 470 miliar.

Tercatat, investor asing jual saham di pasar regular mencapai Rp 22,25 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah berada di 14.618 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, 7 sektor berada di zona hijau, diantaranya sektor pertambangan yang naik 1,13 persen. Kemudian, sektor barang konsumsi menguat 0,51 persen dan sektor kontruksi naik 0,38 persen.

Saham-saham yang menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain, BBYB naik 17,14 persen ke Rp 410 per lembar saham. Kemudian TIRA naik 15,20 persen ke Rp 288 per saham dan GDST naik 17,14 persen ke Rp 83 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain AGRO turun 6,99 persen ke Rp 426 per lembar saham, BRIS yang turun 6,87 persen ke Rp 1.220 per lembar saham dan SBAT turun 6,86 persen ke Rp 95 per saham.

Sedangkan berdasarkan riset Ashmore, Wall Street atau bursa saham AS turun di tengah peningkatan kasus virus Covid-19 di dunia. Sementara itu, investor menunggu negosiasi stimulus baru.

Tawaran Presiden AS Donald Trump angka stimulus lebih tinggi ditolak oleh Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell yang mengatakan tidak akan mendapat dukungan dari Partai Republik.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perdagangan Kemarin

Pekerja melintas di layar IHSG di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis(15/10/2020), IHSG ditutup melemah 70,94 poin atau 1,37 persen ke posisi 5.105,15. Sementara, indeks saham LQ45 juga menguat 1,68 persen ke posisi 782,88.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.182,53 dan terendah 5.105,15.

Pada sesi penutupan pedagangan, 127 saham menguat namun tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 296 saham melemah dan 160 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 877.901 kali dengan volume perdagangan 13 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,8 triliun.

Investor asing jual saham Rp 20,63 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.736.

Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, seluruhnya berada di zona merah. Pelemahan dipimpin oleh sektor keuangan yang anjlok 1,86 persen. Kemudian diikuti sektor konstruksi yang turun 1,63 persen dan sektor aneka industri turun 1,45 persen.

Saham yang menguat antara lain BBYB yang naik 25 persen ke Rp 350 per lembar saham. Kemudian ALMI yang naik 22,11 persen ke Rp 232 per lembar saham dan FIRE naik 14,05persen ke Rp 276 per lembar saham.

Saham yang melemah antara lain BALI yang melemah 7 persen ke Rp 930 per lembar saham. Kemudian OMRE turun 6,96 persen ke Rp 294 per lembar saham dan AKSI turun 6,91 persen ke Rp 404 per lembar saham.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya